Kenapa kekuatan Sang Waktu sepertinya tidak begitu berlaku dunia politik ini ?
Waktu seakan berhenti sejenak disini, terjangan badai sisa-sisa putaran pilpres 2014 yang lalu, kulihat masih menyisakan sisa-sisa kerusakan disana-sini.
Sambil berhenti sejenak, aku berpaling kebelakang. Kulihat kepulan asap hitam yang masih membumbung tinggi di angkasa. Sebagian api masih menyala diantara sisa-sisa bangunan yang terbakar di sepanjang jalan yang kulalui ini.
Puing-puing bangunan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah rusak parah akibat Pilpres 2014 yang lalu itu, kulihat masih belum di perbaiki hingga saat ini.
Aku terus berjalan meninggalkan Dunia politik dan seisinya, berjalan diantara teriakan orang-orang yang sebagian besar telah lupa diri akibat pengaruh yang begitu kuat dari dua kubu yang sedang bertikai saat ini.
Kucoba tatap Sang Waktu, berharap ada sedikit bantuan kekuatan darinya agar aku bisa lekas meninggalkan tempat ini.
Mataku nanar. Dipinggir jalanan Dunia Politik yang ujungnya entah dimana, kepulan asap hitam kulihat masih terlihat pekat di ujung sana. Di sepanjang jalan yang berkabut asap ini, mataku berusaha menatap kearah dimana Sang Waktu dan dua temannya itu berada.
Dengan tertatih-tatih, perlahan kutinggalkan Dunia Politik ini. Di iringi tatapan mata salah satu pasangan Capres yang sepertinya sedang tersenyum, sambil melihat kearahku. Sekali lagi kutatap wajah Capres yang sedang tersenyum sambil kearahku itu.
Kutatap orang-orang dibelakangnya. Kulihat ada dua masa dalam jumlah besar saling berhadapan di ujung sana, dua masa besar yang sama-sama mengenakan atribut pakaian berwarna merah menyala itu terlihat begitu beringas terhadap masa di depannya. Dua masa yang tinggal menunggu satu perintah darinya.
" Tuhan...jauhkan Negeri ini dari bahaya peperangan. Perang besar yang akan melumat dan menggulung orang-orang dan bangunan apa saja yang ada di depannya ini."
Disudut lain, disalah satu Kota di dalam Dunia Politik. Mataku masih melihat ada asap hitam yang membumbung tinggi diangkasa.