Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Para Pencari Tuhan

7 Juni 2018   00:17 Diperbarui: 28 Oktober 2018   15:27 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun  mereka begitu  yakin, bahwa nama Tuhan milik merekah- lah yang paling pas dan benar. Sehingga yang lain-nya itu mereka  anggap ngawur dan salah semuanya.

Akhirnya karena tidak ada yang mau mengalah antara satu dengan yang lainnya, mereka mulai berlomba  meng-kampanye-kan tata cara menyebut nama Tuhan milik mereka, lengkap dengan  beberapa slogan di tambah lambang kebesaran dan atribut pakaian dengan merk  yang menunjukan bahwa mereka lah saat ini orang-orang  yang paling pas dan benar cara menghadap ke Tuhannya.

Ketika kutanyakan pada mereka, kenapa membuat aturan dan tata cara sendiri dan berbeda dari yang lainnya, mereka hanya menjawab, mereka ingin tampil beda, biar lebih kelihatan ber-iman. Dan yang pastinya  mudah di kenali sama Tuhan.

Jujur saja aku bingung mendengar jawaban mereka, masak Tuhan bisa ketipu sama penampilan? Tapi ya sudahlah, itukan urusan mereka.

Setelah berpamitan aku pun melanjutkan perjalanan, dari jauh kulihat seorang lelaki yang sedang berdiri di simpang tiga, sepertinya sedang menunggu sesuatu, orang ini sepertinya pernah kulihat sebelumnya, tapi aku lupa entah dimana, Seorang pria gagah, tampan dan sepertinya penuh belas kasih.

Aku terus berlalu dan pura-pura tidak melihatnya, tapi orang itu keburu mengucapkan salam padaku, aku berhenti dan menjawab salamnya. Dia ulurkan telapak tangannya, dan menjabat tangan ku sambil memperkenalkan dirinya, lalu bertanya,

" Apa yang saudara cari sehingga begitu terburu buru?"

Aku pun menjawab," Aku hendak mencari Tuhan, karena kata beberapa orang yang ku jumpai, katanya dia maha tau, aku ingin bertanya, siapa aku, dan dari mana asalku"

Dia tersenyum, lalu berkata,

"Belum pernah adakah orang yang memberi  kabar gembira dan petunjuk  arah pulang padamu?"

Aku menjawab, "Dulu pernah ada, tapi itu sudah lama sekali, dan saat ini semua orang telah lupa, sehingga masing-masing membuat jalannya sendiri-sendiri, yang menurut keyakinan mereka, akan lebih cepat sampai ke tujuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun