Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Para Pencari Tuhan

7 Juni 2018   00:17 Diperbarui: 28 Oktober 2018   15:27 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin pulang, tapi saat ini aku tidak tau dari mana asalku. bahkan saat ini pun aku telah lupa siapa aku yang sebenarnya. Selama ini aku hanya berjalan kesana kemari mengikuti langkah kaki orang--orang yang juga tidak tau sebenar akan kemana mereka saat ini.

Hingga akhirnya kuputuskan untuk berbalik arah ke belakang. Dimana yang lainnya begitu enggan untuk menoleh  kebelakang.  Aku sendirian di tempat ini.  tanpa teman tanpa saudara, sejauh mata memandang.  yang ada hanyalah jalanan hitam yang ujungnya entah dimana.

Menurut beberapa orang yang telah ku jumpai di jalan ini, katanya Tuhan itu ada, dan Maha tau. Mungkin saja dia ada disekitar sini, aku ingin menemuinya, siapa tau dia bisa jelaskan siapa aku, dan dari mana asalku.

** 

AKu terus berjalan, hingga ku jumpai beberapa orang di persimpangan jalan ini, salah seorang  diantaranya menawarkan, agar aku  ikut dengan mereka saja melewati simpang jalan ini, yang menurutnya ini adalah jalan potong dan paling dekat  sampai ketujuan.

Aku bertanya."Sampai dimana tepatnya jalan ini?"

Dia cuma menggelengkan kepala, dan mengakui, bahwa sebenarnya dia dan teman-temannya juga tidak tau sampai dimana ujung simpang jalan yang akan mereka lalui  ini. Karna belum pernah ada yang sampai di ujung jalan sana, lalu  kembali lagi menjumpai mereka,  untuk  mengatakan bahwa memang inilah jalan yang benar dan mereka cari-cari selama ini.

*** 

Kuputuskan untuk meninggalkan mereka, dan meneruskan langkahku menyusuri jalan ini. Langkahku terhenti, ku jumpai  beberapa orang yang saat ini sedang terlibat perkelahian diantara mereka.

Ku datangi, ternyata mereka sedang meributkan nama Tuhan, masing--masing dari mereka, mengatakan bahwa nama Tuhan milik mereka-lah yang paling pas dan benar. Masing--masing tidak ada yang mau mengalah. Hampir saja mereka saling membunuh antara satu dengan yang lainnya, akibat beda cara menyebut nama Tuhan-nya.

Aku terdiam, tapi setelah kupikir-pikir, alangkah anehnya mereka semua. Sebab ketika ku Tanya pada mereka, Tuhan mereka itu seperti apa dan ada dimana saat ini, tiada satu pun diantara mereka yang mampu menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun