Walau sesekali harus tersungkur jatuh, namun tekatnya yang begitu kuat membuatnya berusaha untuk bangkit dan tetap berdiri. Karena yang dia tau, dia harus terus berjalan, melawan semua rasa sakit dan takut yang terkadang datang menghampiri.Â
Dia terus berjalan membelah rimba raya yang saat ini telah berganti nama menjadi kota.
Matahari yang akan  tenggelam itu terlihat begitu Indah sekali. aku seperti  tak  ingin  cepat-cepat berlalu  dari  tempat ini. Biarlah ku tunggu barang sejenak, sampai matahari benar-benar tak terlihat lagi ;
Tuhan, aku mencintainya...
Tapi entahlah, Bibir ini begitu gagu untuk mengutarakannya.Â
Aku malu, seperti rasa maluku padamu. Aku yang hina ini tak kuasa untuk memintanya padamu..Â
Engkau adalah pemilik hati  dan rasa cinta ini. Aku yang lemah ini hanya mampu pasrah dan berharap.Â
Semoga suatu saat, engkau berkenan untuk menyatukan dua hati yang terpisah oleh jarak dan waktu ini di dalam suatu ikatan suci yang engkau ridhoi.
Tuhan..
Aku tahu engkau melihatku. Mendengar semua ucapanku, aku takut sekali..Â
Aku takut engkau akan mengambil dan menjauhkan-nya dariku, karena aku tau akan sifatmu.Â