"Baik, Bu, aku mengerti." Aku peluk Ibu, sangat erat.
***
Impianku telah tercapai. Aku bisa membuat pesawat bagi bangsa ini. Sehingga pulau-pulau yang terpisah luasnya samudra bisa terhubung. Orang akan lebih mudah bepergian dengan pesawat. Orang sakit bisa segera diobati di rumah sakit dengan naik pesawat.
Aku dipercaya posisi yang penting di perusahaan ini. Bisa dikatakan orang nomor dua setelah bosku. Hanya kursi direktur dan istrinya yang jadi kelebihan bosku. Semua urusan perusahaan ini berjalan dalam tanganku.
"Jati, kau tahu dunia ini butuh orang-orang hebat agar bisa maju seperti perusahaan ini." istri bosku tetiba membuka percakapan. "Kamu itu sudah pintar, gagah, tampan pula. Suamiku takkan sesukses sekarang tanpa bantuanmu. Dan ia sangat sibuk ke luar negeri."
"Mari tidurlah dengan aku", goda istri bosku. Aku tak habis pikir. Apa yang salah dengan istri bosku. Apakah aku mau dijebak?
Godaan itu dilakukan berulang kali, sampai sulit dibedakan betulan menggoda atau cuma bercanda. Aku sering ditugaskan bekerja di rumah bosku. Aku di sini untuk fokus bekerja. Di sinilah aku bisa mewujudkan mimpi, membuat pesawat terbang.
Sampai suatu hari di siang bolong...
Tidak ada seorang pun di rumah, kecuali istri bosku. Ke mana para pegawai dan pelayan? Aneh sekali. Tetiba istri bosku masuk ruanganku, dan menutup pintu. "Jati, apakah aku kurang cantik buatmu...?" goda istri bosku.
Tanpa ba-bi-bu, ia mendekatkan tubuhnya padaku. Dibukanya bajunya, sontak kelihatan sepasang buah dadanya.
Aku harus bagaimana...?