1.  Kejujuran
Nggahi Rawi Pahu mengajarkan pentingnya berkata dan berbuat dengan jujur. Nilai ini sangat relevan dalam pendidikan karakter karena kejujuran merupakan dasar dari integritas. Anak yang diajarkan untuk jujur akan tumbuh menjadi pribadi yang dipercaya oleh orang lain, yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan profesional.
2. Â Tanggung Jawab
Nilai tanggung jawab dalam falsafah Nggahi Rawi Pahu menekankan pentingnya menepati janji dan menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Ini menciptakan kedisiplinan dalam diri anak sehingga mereka tidak hanya mengejar prestasi akademik tetapi juga memahami pentingnya menyelesaikan setiap tanggung jawab dengan baik.
3. Kerja Keras dan Ketekunan
Falsafah ini mengajarkan bahwa pencapaian hanya bisa diraih melalui kerja keras dan ketekunan. Ketika anak-anak diajarkan untuk berusaha dengan gigih, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan kegagalan. Nilai ini juga menumbuhkan semangat tidak mudah menyerah dalam meraih tujuan hidup mereka.
4. Kebersamaan dan Gotong Royong
Nggahi Rawi Pahu juga mengedepankan nilai kebersamaan dalam kehidupan sosial. Masyarakat Dompu-NTB dikenal dengan budaya gotong royong yang kuat. Pendidikan yang memasukkan nilai kebersamaan ini dapat membantu anak-anak memahami pentingnya bekerja sama dengan orang lain, menghargai perbedaan, dan saling membantu dalam kebaikan.
5. Penghormatan pada Orang Lain
Di dalam falsafah Nggahi Rawi Pahu, penghormatan terhadap sesama, baik itu orang yang lebih tua, teman, maupun mereka yang berlatar belakang berbeda, adalah hal yang dijunjung tinggi. Mengajarkan anak-anak untuk saling menghormati dapat membentuk lingkungan yang harmonis dan meminimalkan konflik.
Penerapan Etnopedagogi dalam Sistem Pendidikan
Etnopedagogi berbasis falsafah Nggahi Rawi Pahu dapat diterapkan melalui berbagai pendekatan dalam kegiatan pendidikan formal maupun nonformal. Dalam konteks Kurikulum Merdeka yang berlaku saat ini, pendekatan etnopedagogi sangat relevan untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek atau Project-Based Learning (PjBL), yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai budaya lokal.
Kurikulum Merdeka menekankan Profil Pelajar Pancasila sebagai landasan dalam pengembangan karakter siswa. Profil ini mencakup enam elemen utama, yaitu:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
- Berkebinekaan global.
- Bergotong royong.
- Mandiri.
- Bernalar kritis.
- Kreatif.
Falsafah Nggahi Rawi Pahu dapat secara langsung berkontribusi dalam penguatan elemen-elemen tersebut:
- Beriman dan berakhlak mulia: Nilai kejujuran dan penghormatan dalam Nggahi Rawi Pahu mengajarkan siswa untuk menjunjung tinggi etika dan moralitas dalam setiap aspek kehidupan.
- Bergotong royong: Tradisi kebersamaan dan kerja kolektif yang diusung falsafah ini sejalan dengan semangat gotong royong dalam Profil Pelajar Pancasila.
- Mandiri: Ketekunan dan tanggung jawab yang ditekankan oleh Nggahi Rawi Pahu mendukung siswa untuk tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.
Penilaian Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Merdeka
Salah satu ciri khas Kurikulum Merdeka adalah adanya fleksibilitas dalam merancang pembelajaran dan penilaian. Penilaian pendidikan karakter dalam kurikulum ini tidak hanya dilakukan secara kuantitatif, tetapi juga kualitatif melalui pengamatan perilaku, catatan anekdot, serta evaluasi portofolio. Guru memiliki kebebasan untuk merancang alat ukur yang relevan dengan konteks lokal siswa, termasuk mengintegrasikan kearifan lokal seperti falsafah Nggahi Rawi Pahu dalam proses penilaian.