Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 62. Perjalanan Ke Barat

26 Desember 2024   15:56 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pasti Nyai pernah belajar tari ini pula." Jawab Kilisuci.

"Tidak. Aku tidak pernah belajar menari. Aku sekedar merekam seluruh gerakmu dalam jaringan saraf diotakku, dan menariknya balik untuk memperagakannya." Kata Biksuni.

"Benarkah ?" Hampir berbareng Sekar Arum dan Senopati Nagawulung bertanya.

"Masa kalian tidak percaya ? Sekarang saksikan aku mengubahnya menjadi jurus-jurus kanuragan semua gerakan tari bondan ini." Kata Biksuni.

Wanita itu lantas mengambil sikap, selanjutnya dengan cepat ia gerakkan seluruh tarian itu dengan mengisinya dengan tenaga. Gerak tari bondan yang gemulai penuh kasih sayang itupun kini berubah menjadi gerak jurus silat yang cepat dan indah. Wanita itu mengulang-ulang sebagian geraknya, dengan sedikit perubahan disesuaikan dengan watak jurus silat yang memang berbeda dengan gerak tarian.

"Serang aku Sekar Arum " kata biksuni.

Sekar Arumpun lantas melompat dan mengirim serangan demi serangan. Dengan luwes dan sigapnya biksuni menepis, menolak dan menghindar menggunakan gerak tari bondan terhadap seluruh serangan Sekar Arum.

Cukup lama mereka bertarung. Peristiwa itu sungguh menabjubkan hati Dewi Kilisuci. Ia menyaksikan sendiri bahwa gerak tarinya bisa diubah menjadi jurus-jurus silat yang menabjubkan.

Ketika biksuni itu melepas selendangnya yang membelit pinggangnya, dan digunakan untuk balik menyerang dengan gerak kas tari bondan semakin mengherankan Dewi Kilisuci. Gadis itu bersorak-sorak gembira menyaksikan pertarungan yang hebat itu. Gerak silat itu nampak semakin indah dimatanya.

Gadis cerdas itu sempat berpikir, jika seluruh perbendaharaan gerak tari yang telah dikuasainya bisa diubah menjadi gerak ilmu silat, maka artinya ia telah mengusai separo ilmu beladiri yang kas yang tidak akan dimiliki oleh satupun orang lain.

Kian besarlah hati gadis itu, dan kian semangat untuk berguru kepada biksuni Kalyana Padmi. Mata gadis itu berbinar-binar, bibirnyapun penuh senyum, cermin dari hatinya yang dipenuhi oleh sebuah harapan. Bahwa dirinya tak perlu lagi berlatih terlalu lama untuk belajar jurus sebagaimana yang dimiliki oleh Biksuni ataupun milik bibi Sekar Arum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun