Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 51 Tembang Tantangan

10 September 2024   14:51 Diperbarui: 10 September 2024   19:21 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

"Rahayu Paman Manggala. Aku kepingin segera mendengar laporanmu." Seorang lelaki gagah dan tampan bersanggul rambut di atas kepala dan berjubah kuning menyapanya, setelah senopati dan dua orang muda-mudi itu duduk di depannya. Dialah Pangeran Erlangga yang sehari-hari menyukai pakaian pendeta ketimbang pakaian ala ksatria.

"Rahayu Pangeran. Semua tugas telah aku tunaikan. Termasuk membawa dua anak-anak muda yang berhasil membawa dua pusaka Medang yang hilang."  Jawab Senopati Manggala.

"Benarkah pemuda ini yang kau sebut bernama Sembada, Kakang Narotama ?" Tanya Pangeran Erlangga sambil memandang Sembada. Pemuda itu tak dapat mendongakkan mukanya. Ia rasakan perbawa Pangeran Erlangga besar sekali.

"Benar Dinda Pangeran. Dialah yang mewarisi seluruh ilmu Pamanda Kidang Gumelar, pendekar dan senopati jaman ayahanda Prabu Dharmawangsa. Ia ternyata anak Paman Manggala yang baru aku ketahui belakangan." Jawab Senopati Narotama. Pangeran Erlangga mengangguk-anggukkan kepala.

"Sedangkan gadis ini ?" Tanya Pangeran Erlangga.

"Ia putri Tuan Gajah Alit, tumenggung jaman Medang Kamulan masih jaya, sekaligus junjungan hamba sebagai pemimpin pasukan pengawalnya, Pangeran. Namanya Sekar Arum. Murid pendekar wanita dari lereng gunung Arjuna, yang terkenal dengan julukan Si Walet Putih Bersayap Pedang." Jawab Senopati Manggala.

"Si Walet Putih Bersayap Pedang ? Aku pernah mendengar namanya. Beliau pernah mengembara sampai pulau Bali, ikut memadamkan pemberontakkan di sana." Kata Pangeran Erlangga sambil memandang Sekar Arum.

"Siapa tadi namamu gadis ?" Tanya Pangeran.

"Hamba Sekar Arum Pangeran." Jawab Sekar Arum agak bergetar.

"Yah. Jasa kalian berdua besar sekali bagi negeri yang hendak kita susun lagi, setelah Medang Kamulan hancur ditelan Mahapralaya. Baru saja kami berbincang tentang kalian berdua, apa imbalan yang pantas bagi kalian." Kata Pangeran.

"Kami sekedar menjalankan tugas yang diperintahkan Gusti Senopati Narotama, Pangeran. Tidak mengharapkan imbalan apapun." Kata Sembada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun