Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 40, Cantrik Mang Ogel (Cersil STN)

22 Juli 2024   23:23 Diperbarui: 23 Juli 2024   14:26 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa lagi itu ?"

"Ki Ardi. Si Kidang Gumelar, pendekar bercambuk legendaris jaman prabu Darmawangsa." Kata ki demang.

"Ohhh,...Tokoh-tokoh tua yang dulu menggemparkan jagat persilatan telah datang juga." Kata senopati lirih.

Demikianlah esok harinya empat orang itu berangkat menjalankan tugas, diikuti lima prajurit sandi dari pasukan Bala Putra Raja. Mereka mengendarai kuda menuju ke barat.

Ketika lewat desa Sambirame nampak desa itu sepi sekali. Para punggawa desa tentu sudah berangkat pergi mengikuti pemimpinnya, Gagak Ijo. Ikut bergabung dengan semua gerombolan yang berrencana menggempur kademangan Maja Dhuwur.

"Mereka sudah merebut desa-desa sekitar kademangan Maja Dhuwur. Kademangan itu sebenarnya sudah terkepung kekuatan pendukung kerajaan Wura Wari."

"Benar Kek. Namun kerajaan itu tak pernah membantu usaha golongan hitam untuk menguasai kademangan Maja Dhuwur."

"Aneh. Tentu merekapun tidak ingin golongan ini menjadi kuat." Kata kakek Ardi.

"Ini juga kelihaian ki demang. Begitu Medang hancur ia memperlihatkan tanda takluk kepada penguasa kerajaan Wura Wari. Setiap tahun ki demang mengirim upeti ke Lwaram, Bloura. Dengan demikian golongan hitam harus berjuang sendiri jika ingin merebut kademangan Maja Dhuwur."

"Itulah cara kerja para penguasa yang memerintah sebuah wilayah, mereka harus berpikir ganda. Sekarang ki demangpun telah mendua jalan pikirnya. Satu sisi dia masih tunduk kepada kerajaan Wura-wari, karena negeri ini sekarang yang berkuasa, tapi dia diam-diam menjalin hubungan dengan Pangeran Erlangga. Menantu Prabu Darmawangsa, penguasa kerajaan Medang yang dulu dirobohkan raja Wura Wari itu."

"Penguasa kerajaaan Wura-wari juga membiarkan golongan hitam melakukan kegiatan perampokan, pembegalan di hutan Waringin Soban. Tanpa terlihat tindakan prajurit mengamankan wilayah itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun