Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 35. Luka Dalam (Cersil STN)

5 Juli 2024   15:13 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:31 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebelum tengah malam besok, jika tidak ada halangan di tengah jalan, kita pasti sudah sampai di kademangan itu."

"Apakah kita langsung masuk kademangan dengan membawa pusaka-pusaka ini ?"

"Sebaiknya nanti kita sembunyikan dulu. Aku tahu di sana ada sebuah goa yang sering aku jadikan tempat berlatih. Ada ruang tersembunyi yang bisa kita pakai sebagai tempat untuk menyembunyikan pusaka-pusaka ini sementara waktu."

"Sementara waktu ?"

"Yah, sebelum kita serahkan kepada Pangeran Erlangga. Sampai sekarang aku belum tahu di mana pesanggrahan beliau."

Sekar Arum mengangguk-anggukkan kepala, sambil terus memacu kudanya.

"Setelah itu apakah kita bisa langsung ketemu kakang mbok Sekar Sari ?"

"Lebih baik kita istirahat dulu sehari. Aku punya ibu angkat di dusun Majalegi, masih wilayah kademangan Majadhuwur pula. Namanya Mbok Darmi. Janda tua yang hidup sendirian"

"Baiklah. Aku ikut rencana kakang saja. Meski rasa rinduku kepada kakakku sudah sulit aku tahan."

Sembada tertawa. Ia bisa memaklumi perasaan Sekar Arum. Terhadap dirinya saja yang hanya tiga tahun tidak bertemu, perasaan Arum tak bisa ditahan. Bahkan tanpa malu kepada siapun yang melihatnya ia menciuminya sedemikian rupa. Sebagaimana yang terjadi saat mereka bertemu di desa Balitar. 

Baru pertama kali itulah Sembada merasakan lembutnya ciuman bibir seorang gadis. Hingga hari ini hatinya sering kali bertanya, bagaimana perasaan Sekar Arum kepadanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun