Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 29: Padepokan Lodhaya (Cersil STN)

13 Juni 2024   11:47 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:23 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita itu bergegas pergi ke dapur padepokan. Dengan suara agak keras ia menanyakan tentang tuak kegemaran ayahnya.  Kepala dapur segera menghadap dan memberi laporan.

"Baru mengambil tuak simpanan Den Ayu. Tuak di dapur bukan tuak kegemaran Ki Singa. Ia hanya penghangat untuk para cantrik"

"Beri tahu cantrik yang betugas agar cepat bekerja"

"Baik den Ayu" 

Kepala dapur bergegas laksanakan perintah.

Sebentar kemudian beberapa kendi berisi tuak dibawa para cantrik memasuki balai utama. Ki Singa Maruta berbinar matanya, tuak aren yang telah lama ia peram dalam gentong di bawah tanah kini telah siap mereka nikmati. Bersama daging rusa dan daging babi hutan hasil buruan mereka yang matang dibakar.

"Kakang Cucak Arga dan Kakang Klabang Gede, mari kita nikmati bersama hidangan ini. Adhi Bonge Kalungkung tak perlu kita tunggu, ia punya kesukaan sendiri." 

Tanpa harus dipersilahkan dua kali, dua tokoh sakti sahabat Ki Singa Maruta itu melahap hidangan yang disajikan. Bersama tuan rumah mereka menikmati daging rusa dan daging babi hutan yang dibakar. Permukaan daging yang dioles madu lebah hutan itu alangkah nikmat mereka rasakan.

Demikian juga tuak aren yang telah diperam berminggu-minggu dalam gentong di bawah tanah itu alangkah nikmatnya. Bumbung demi bumbung telah mereka tenggak, hingga kesadaran mereka sedikit demi sedikit telah hilang.

Ki Singa Maruta tiba-tiba berdiri. Ia mengajak kedua temannya untuk pindah tempat.

"Marilah ikut aku. Ada hidangan untuk kalian yang tidak kalah nikmat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun