Tapi dalam hati lelaki itu bukan itu alasan sebenarnya. Ia ingin memperkenalkan Sembada dengan anak gadisnya. Jika mereka berjodoh, alangkah senang hatinya punya menantu tampan, sopan dan mungkin berilmu tinggi.
"Kau berani mengamati padepokan lodhaya seberapa tinggi ilmumu anak muda ?. Kalau kau hanya murid Menjangan Gumringsing lebih baik jangan. Kecuali kau punya guru lebih sakti. Dan kau telah mewarisi semua ilmunya."
"Lantas bagaimana paman ?"
"Kau tinggal di sini beberapa saat. Tugasmu tugas berat. Tidak harus besok selesai. Butuh waktu dan perhitungan panjang."
Demikianlah siasat Ki Wangsa Jaya untuk menahan Sembada di rumahnya. Ia berharap gadis semata wayangnya, Gendis Manis, tertarik dengan pemuda pilihannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H