Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 11, Anak Angkat (Cersil STN)

22 Maret 2024   14:12 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:34 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu Gagakijo di rumahnya sedikit gelisah menunggu enam orang anak buahnya yang disuruh membuntuti pemuda yang menang pertandingan.  Sebentar kemudian enam orang datang dengan nafas terengah-engah.

Gagakijo mengawasi pakaian dan tubuh mereka.  Banyak sekali goresan-goresan di lengan, punggung, dan dada.  Ia tidak sabar untuk bertanya.

"Kalian gagal menangkap pemuda itu?"  Tebak Gagakijo.

"Iya Ki Lurah.  Pemuda itu ternyata seorang pendekar berilmu tinggi.  Kami berenam tidak mampu melukai kulitnya segorespun.  Sebaliknya kami luka arang kranjang hanya karena ujung cambuknya."

"Cambuk ?  Ia bersenjata cambuk ?  Kalian berenam menggenggam pedang kalah dengan seutas cambuk ?"

"Iya Ki Lurah.  Kami melarikan diri.  Jika tidak salah seorang dari kami atau lebih pasti akan jadi korban."

"Gila.  Kalian memang tidak berguna.  Di mana anak itu kau temukan ?"

"Kami hadang di bulak jalan menuju dusun Suwaluh."

Gagakijo bergegas ke belakang, ia mengambil kuda.  Sebentar saja ia telah melarikan kudanya seperti angin.

"Susul aku, cepat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun