Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 7. Hutan Waringin Soban

19 Maret 2024   16:55 Diperbarui: 3 September 2024   14:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

"Pelan-pelan saja anak muda.  Gak perlu tergesa-gesa."

Sembada melambatkan jalannya.  Baginya dua buah bongkok kayu itu tidaklah berat.  Jika mau ia masih bisa membawanya terbang dengan ilmu peringan tubuhnya.

Matahari telah tenggelam di barat.  Langit sudah mulai gelap. Dua orang itu terus mengayun langkah menuju rumah si kakek. Sebentar kemudian nampak sebuah rumah beratap alang-alang, berdinding anyaman bambu.

Rumah itulah tadi yang dituding si kakek untuk memberitahukan kepada Sembada.  Sembada bergegas dengan mempercepat jalannya.  Namun si kakek tidak lagi berlari-lari kecil mengikutinya.  Bibirnya saja yang tersenyum memandang seorang pemuda yang murah hati mau menolong dirinya.

Sembada meletakkan dua bongkok kayu di depan rumah alang-alang itu.  Ia lantas menghampiri lincak bambu di teras. Ia duduk menunggu si kakek yang rupanya santai sekali jalannya.  

Keduanya tersenyum setelah bertatapan pandang di depan rumah sederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun