Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengalaman Mistis Saat Ngemce

17 Maret 2024   18:14 Diperbarui: 19 Maret 2024   12:39 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu sore, 20 an tahun yang lalu, datang seorang tamu di rumahku. Seorang wanita yang sudah tak muda. Raut wajahnya mewartakan padaku ibarat bunga sudah agak layu. Singkatnya, perawan tua.

Aku persilahkan tamuku duduk. Dengan sopan ia mengangguk. Ia utarakan maksud kedatangannya. Mengundangku untuk hadir dalam pernikahannya sebagai emce (MC).

Tentu saja aku menyanggupinya. Karena itu profesi kerja yang aku tekuni. Namun aku tertegun sejenak, ada bisikan lembut masuk dalam hati. Orang2 Jawa bilang ini wisik. Bisikan gaib entah dari mana datangnya.

Segera aku sampaikan wisik itu padanya. Pertama, agar ia menyempatkan diri untuk nyekar, jiarah, ke makam kedua orang tuanya sebelum acara pernikahan. Kedua, saat hari H agar menyediakan sesaji lima macam barang. Kembang telon (bunga tiga warna), kendi berisi air putih, segelas wedang kopi, minyak wangi, dan rokok surya.

Ia menyanggupinya kemudian pamit pulang.

Saat hari H aku datang. Perias temanten, di daerahku disebut patah, memberi tahuku. Bahwa sesaji yang saya minta telah disediakan. Ia bertanya barang-barang tersebut diletakkan di mana. Aku bilang di depan saja, dekat kursi pengantin.

Segera aku ganti pakaian. Aku kenakan pakaian tradisional Jawa jangkep, alias lengkap. Setelah rampung berdandan aku mengaca pada cermin di ruangan itu, nampak lelaki yang sangat tampan. Aku tersenyum. 

"Sudah, sudah cakep, ganteng." Kata ibu Amin patah itu.

Semua gadis yang sedang beliau rias tersenyum. Salah seorang dari mereka nyelemong.

"Kumisnya bikin nggak kuat." Semua di ruang itu tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun