"Jangan berkelahi di sini. Â Kasihan simbok ini. Â Kita lanjutkan di depan pasar, di sana tempatnya luas. Â Kita bebas bermain-main di sana." Â Sembada menantangnya.
"Baik !!! Â Aku tunggu kau di sana." Â Kata lelaki kurus itu dan tergesa-gesa pergi keluar pasar. Â Teman-temannyapun lantas mengikuti lelaki kurus itu.
Sembada menitipkan buntalan kain wadah bekalnya kepada Simbok Kanthi. Â Ia membawa tongkat bambu pendek penggebug anjing, untuk melawan tiga orang yang dipinggangnya masing-masing tergantung parang.
Setelah ia keluar segera ia berhadapan dengan tiga orang yang telah menghunus parangnya masing-masing. Â Sembada sama sekali tidak gentar menghadapi tiga penjahat kecil itu. Umumnya mereka hanya bermodal keberanian, tanpa bekal ilmu kenuragan.
"Nah sekarang kau mau mengajak apa anak muda ? Â Jangan kurang ajar kepada kami. Â Kau tidak tahu siapa kami bertiga. Â Kami Gembong Pasar Kotaraja, penguasa tertinggi daerah sini."
"Gembong macam apa, hanya memeras pedagang kecil." Â Jawab Sembada merendahkan.
"Apa pedulimu. Â Lancang sekali mulutmu. Â Bersiaplah, sebentar lagi nyawamu melayang di sini."
"Jangan banyak cakap. Â Jika mampu majulah bertiga." Â Kata Sembada menantang.
Tiga orang memerah wajahnya. Â Mereka marah sekali. Â Segera mereka mengepung Sembada dari berbagai penjuru. Â Sembada tetap tenang dan waspada.
Ketika salah seorang lawannya menusukkan pedang kearah dadanya, ia menggeser kaki kanannya ke samping, tangan kanannya menggerakkan tongkat penggebuk anjingnya untuk memukul parang itu ke bawah.
Lelaki itu menarik parangnya. Â Tapi dengan cepatnya ia menyabetkan parang itu menyamping kearah leher Sembada.