Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 1. Awal Perjalanan

14 Maret 2024   15:53 Diperbarui: 27 Agustus 2024   09:54 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah makan pincuk-pincuk itu dibuang sembarangan oleh tiga lelaki itu.  Meski mereka tahu ada wadah sampah di dekatnya. Setelah minum mereka segera melangkah pergi.

"Kok gak bayar setelah makan ?"  Tiba-tiba Sembada keceplosan ngomong.

Salah seorang dari tiga lelaki itu mendengar ucapan Sembada. Ia menoleh dan mengawasi dengan mata membelalak lebar karena tersinggung.

"Apa kau tadi bilang anak muda  ?  Coba kau ulangi kalau berani !!!" Ancamnya.

"Kok gak bayar sesudah makan ?" Kata Sembada sedikit keras.

"Bangsat kamu.  Anak demit, setan thethekan.  Penjualnya diam saja kau  yang ribut.  Memang siapa simbok ini buatmu ? Simbokmu ? Nenekmu ?  saudaramu ?" Katanya naik pitam.

"Meski bukan siapa-siapa umumnya dan sewajarnya kalau selesai makan di warung bayar Paman.  Jangan nyelonong pergi.  Malu kan ?  Tiga lelaki kekar memeras pedagang kecil seperti ini ? "

"Ssst sstt sudah sudah nggak apa-apa, nggak apa-apa."  Kata Simbok kanthi mengingatkan Sembada. Mencoba melerai agar tidak bertengkar di kedainya.

"Nggak Mbok.  Orang-orang seperti ini mesthi ada yang ngurus.  Jika dibiarkan akan semakin melunjak. Dasar sampah masyarakat."

"Setan kau anak muda.  Makin lama mulutmu lancang sekali. Nih rasakan tanganku..." 

Lelaki tinggi kurus melayangkan kepalan tangannya mengarah mulut Sembada.  Namun pemuda itu hanya memiringkan badannya sudah lepas dari pukulan lelaki itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun