Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Bab 1. Nonton Wayang Orang (Tarian Cinta di SMA)

10 Maret 2024   20:12 Diperbarui: 17 Maret 2024   10:21 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang tokoh idola tengah berperang seru.  Melawan seorang patih negeri Wirata yang memberontak terhadap kekuasaan kakak iparnya.  Dibantu adiknya mereka mengeroyok Jagal Abilawa.  Namun sang tokoh idola memang sakti mandraguna. Kedua lawannya mati bersama saat kepala mereka diadu.  Dua tokoh pemberontak itu bernama Kencaka dan Rupakenca.

Ketika mereka sedang berperang ramai, dan saat kedua kepala lawan sang idola diadu, dibarengi iringan suara gamelan yang dramatis menyentak, ada orang berbisik di telinga ayahku. 

"Istrimu melahirkan."

Tanpa berpikir panjang ayahku bergegas pulang. Ia saksikan bayi yang lahir laki laki.  Kulitnya hitam kemerahan dan tangisnya keras sekali. Ayahku langsung mengucap nama untukku, Bilawa.

Tapi rupanya aku tidak sepenuhnya memenuhi harapan ayah. Berbeda sekali dengan tokoh idola ayahku yang gagah kuat perkasa.  Tubuhku kecil kurus dan lemah.  Memang sejak kecil aku kekurangan gizi. Asupan makanan harianku hanya itu itu saja. Nasi kecap, dan tempe bakar.  Lauk telur ayam goreng sekali seminggu sudah termasuk mewah.

Emakku sering bilang aku terlalu berat menyandang nama Bilawa. Tapi ayah tetap keras hatinya, tak akan mengganti namaku. Aku sendiri tak peduli dengan nama itu. Toh apa arti sebuah nama ?  Gunanya hanya agar aku menoleh kalau dipanggil nama itu. 

Sebentar saja kami telah berada di depan tobong berpagar bambu. Tobong adalah gedung pertunjukan yang dapat dibongkar setiap saat jika rombongan seni semacam itu pindah. 

Terdapat sebuah sepanduk besar terpampang megah disamping pintu tobong.  Bertuliskan huruf besar besar pula dengan tinta merah.

"Bambang Wisanggeni Lahir".

Itulah lakon, atau jalan cerita, yang akan digelar malam itu. Meski lakon ini telah sering dipentaskan dalam pagelaran, entah mengapa penggemarnya tetap masih berjubal.

Kami bertiga telah sepakat hendak menyaksikan jika lakon ini digelar. Rombongan seni wayang orang "Tribrata Kawedar" memang sudah amat terkenal. Konon kata orang rombongan seni ini milik Polisi, terbukti dengan nama Tribrata.  Ia adalah janji prasetya polisi kepada negara dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun