Stoiksisme mengajarkan kita hidup selayaknya hidup mencapai kebahagiaan, bagaimana kita bahagia dan caranya seperti apa?. Itu kembali pasa kita sendiri.Â
Untuk mengurangi rasa kecewa atau ketakutan, dapat dlilakukan dengan membentuk pola berfikir stoikisme, dari dari pola berfikir stoik, kita bisa menjadi manusia yang bijaksana dalam menjalani hidup, seperti halnya pernah dikatakan oleh pemikir utama dari stoikisme yakni Epictetus yang berbunyi "Manusia terganggu bukan oleh hal-hal, tetapi oleh pandangan yang dia ambil dari mereka." .Â
KONKLUSI
Setiap manusia memiliki problem hidupnya masing-masing dengan varian dan porsi yang berbeda-beda. Namun mereka menanggapi nya pun dengan cara yang berbeda-beda pula, hal inilah menunjukkan keistimewaan dari mahkluk yang bernama manusia.Â
Hidup stoik mengajarkan kita tentang menghadapi hidup dan fokus pada hidup yang semestinya harus di hidupi, tidak fokus tenggelam pada masalah, melainkan memberikan celah futuristik pada masalah.Â
Sehingga saat itulah kita mampu mendewasakan diri dari masalah yang di hadapi. Hidup Stoikisme menggambarkan bahwa hidup kita tidak ada yang permanen, semua itu berubah-ubah. Yang penting untuk kita lakukan adalah tetaplah survive menghadapi masalah dan dari masalah itulah kita memetik pembelajar hidup untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.Â
Referensi bacaan: suara.com | bfi.co.id | kompas.com | merdeka.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H