Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Konsep Stoikisme Mengatasi Beban Hidupmu

23 Februari 2023   07:44 Diperbarui: 25 Februari 2023   00:15 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia memiliki beban hidup, beban yang sungguh tidak tentu. Mereka punya cara tersendiri mengekspresikan nya. Kadangkala, beban hidup selalu menghantui, padahal itu bukan problem yang menakutkan sekali. 

Beban hidup datang tanpa henti, padahal dirinya tak pernah diizinkan untuk bertamu. Akan tetapi, selalu datang membawa bara api kegelisahan. Beban hidup adalah tamu yang menakutkan bagi beberapa orang, atau bahkan semua orang tidak ingin menjadi beban hidup bagi sesamannya. 

Namun, begitulah hidup. Jika kita tak ingin menjadi beban orang lain, maka kita harus bisa memberikan alternatif kehidupan bagi yang lain supaya kita lah yang membantu orang, bukan setiap saat kita lah yang dibantu, disebabkan keteledoran diri kita. 

Menjadi manusia bukan pilihan, tapi ia adalah takdir. Tetapi memanusiakan manusia adalah pilihan bagi kita yang memiliki kesadaran. Kita memahami bahwa beban hidup adalah salah satu buah memanusiakan manusia. 

Alasannya ialah di saat kita merasa diri kita adalah orang-orang yang tak berguna, selalu menjadi beban bagi orang lain. Saat itulah kita bisa merefleksikan diri dan berubah untuk menjadi lebih baik lagi. 

Tidak mungkin kita bisa menjadi orang luar biasa jika kita tak pernah menjadi orang biasa, Terkecuali kita adalah nabi. 

Namun percaya saja, sejauh ini yang mungkin membaca tulisan ngelantur ini. Setiap kita adalah orang-orang yang biasa hidup sebagai beban dari yang lainnya. Akan tetapi, porsi kita menjadi beban hidup orang lain berbeda porsi. 

Setiap manusia punya cara tersendiri mengatakan bahwa dirinya adalah manusia yang bermanfaat, terlepas itu dari kita yang berkecambuk dalam kebodohan, kenihilan, ketidaktahuan hingga kebingungan. 

Setiap kita adalah beban hidup bagi diri kita sendiri. Namun perlu disadari adalah kita sosok terpilih yang mampu memilah keadaan hidup. Konsekuensi bagai sebuah imajinasi dan idea realitas nya adalah kata-kata yang kita manifestasi kan di dunia nyata. 

HIDUP STOIKISME DALAM MENGATASI DIRI SEBAGAI BEBAN HIDUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun