Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Konsep Stoikisme Mengatasi Beban Hidupmu

23 Februari 2023   07:44 Diperbarui: 25 Februari 2023   00:15 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : Pinterest / goddamnempty
Sumber : Pinterest / goddamnempty

Stoikisme sendiri merupakan ilmu filsafat Yunani kuno yang didirikan selama apa yang disebut periode Helenistik. 

Helenistik sendiri merupakan periode sejarah Mediterania yang membentang dari 323 SM (setelah kematian Alexander Agung) hingga 31 SM yang menandai penurunan Yunani dari masa jayanya dan munculnya Kekaisaran Romawi. 

Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, istilah stoic berasal dari kata teras (stoa poikil) karena anggota atau pengikut pemikiran ini berkumpul di tangga Agora di Athena (pasar sentral) di mana kuliah tentang stoikisme diadakan.

Stoikisme merupakan sebuah aliran di dalam filsafat yang mengajarkan seseorang untuk menerima hidup apa adanya. Manusia mampu mengetahui bahwa dirinya hanyalah seorang manusia yang tak mampu merubah segala, namun segala itu bisa dikontrol. 

Seorang stoiksisme mengarahkan manusia supaya bisa hidup penuh syukur. Menerima segala yang ada, namun segala bentuk dalam hidup perlu kita syukuri dan jalani. 

Stoikisme memberikan pandangan hidup realistis, akan tetapi memiliki nilai-nilai positif didalamnya. Ketika seseorang mengalami musibah, stoik mengajarkan kita tentang menerima musibah yang kita hadapi. 

Namun dari sanalah kita bisa belajar banyak dari musibah yang dihadapi itu, untuk merubah diri semakin baik lagi. 

Di dalam stoik, kita diajarkan hidup dengan tidak mengeluh atas kondisi yang dihadapi. Walaupun kita adalah manusia yang tidak bermanfaat, bisa dikatakan sebagai beban hidup. 

Akan tetapi, kita bisa belajar untuk bisa merefleksikan itu semua untuk menjadi satu refrensi pembelajaran untuk menjadi lebih baik. 

Orang-orang stoik mengajarkan kita untuk menerima keadaan kita apa adanya, namun secara tak langsung kita diajarkan dari keadaan sebelumnya sebagai pembelajaran diri untuk berubah lebih baik lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun