Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Mahasiswa dalam Homo est Lupus Cum Capite Vulpis (Manusia adalah Serigala Berkepala Rubah)

3 Januari 2023   23:06 Diperbarui: 6 Januari 2023   06:24 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B. Nilai IPK

IPK (indeks prestasi kumulatif) merupakan nilai yang didapatkan oleh mahasiswa dari hasil belajar di kampus. Ini sama halnya kita menyebutnya sebagai nilai rapot yang kita Terima di SD-SMA. IPK mungkin bagi sebagian mahasiswa sangatlah penting, sebab dengan IPK lah mahasiswa melihat dan memberikan parameter kecerdasan mahasiswa lainnya. Dan juga ada hal lain seperti ketika IPK mahasiswa tinggi, maka peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan nantinya lebih mudah. Dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan tersebutlah, IPK sangat penting bagi mahasiswa. 

Kita tidak akan membahas mengenai seberapa penting atau IPK dalam kehidupan mahasiswa ataupun dalam dunia kerja. Melainkan, dalam pembahasan ini akan diangkat bagaimana sebagian mahasiswa yang haus akan IPK menjadi serigala berkepala rubah bagi sesamanya. 

Mahasiswa yang haus akan IPK memang bisa dibilang kebanyakan dari mereka yang aktif dalam dunia kampus, malahan sebagian besar mereka tak ikut dalam organisasi kampus hanya demi mengejar IPK tertinggi. Ibaratnya, IPK adalah segala-galanya bagi mahasiswa sebagian mahasiswa.

Sehingga mereka selalu berambisius untuk mendapatkan nilai yang terbaik, ingin selalu menjadi nomor satu dan menjadi sosok mahasiswa aktif didalam kelas, baik dalam berdiskusi, masuk kelas hingga bertanya kepada dosennya. Hal demikian dilakukan demi sebuah IPK, sebuah nilai yang menurut mereka sangat penting dan berharga dari apapun.

Mahasiswa bisa menjadi serigala berkepala rubah ketika mereka yang berambisius mengejar IPK tersebut memiliki saingan. Sebab ketika ada mahasiswa lain yang juga memiliki ambisius yang sama. Maka, mereka akan berkompetisi dalam mendapatkan nilai. 

Mereka berusaha mendapatkan hasil yang maksimal untuk mendapatkan IPK tertinggi, mereka bahkan bisa saja saling menjatuhkan satu sama lain untuk bisa mendapatkan nilai lebih unggul. Sebab pandangan mahasiswa yang haus IPK tinggi ini hanyalah nilai lebih baik daripada segalanya. 

Mereka dengan berbagai stategi, baik itu dengan stategi sehat maupun stategi manipulatif berusaha untuk mendapatkan sebuah hasil yang maksimal. Diantara mereka saling mengawasi satu sama lain supaya tidak terdapat celah sekecil apapun untuk bisa melihat kecacatan. 

Ini bisa dilihat dari bagaimana mahasiswa yang haus akan IPK ini selalu mencari muka di depan dosen seperti bertanya dengan berlebihan, kemudian berlebihan dalam bertanya kepada teman saat presentasi(bukan bertanya, itu malahan cenderung ngetes teman, sebab mereka kadang tahu jawabannya, akan tetapi sengaja mempertanyakan nya), dan lain sebagainya. 

Untuk mencapai sebuah tujuan. Mereka berusaha dengan cerdik melihat peluang potensial yang ada untuk di masuki. Mahasiswa bisa menjadi serigala berkepala rubah dalam mengejar IPK seringkali kita temukan. Mereka haus akan sebuah nilai tertinggi dan pencapaian, tidak peduli akan hal lainnya. 

Selagi nilai IPK mereka aman dan bertambah, mereka lebih menyukai zona nyamannya ketimbang intervensi kedalam kegiatan lain didalam kampus (ini bagi sebagian orang). Atau bahkan ada pun mahasiswa yang memiliki kemampuan di organisasi dan dikelas, sehingga nilainya pun juga aman (ini juga terdiri dari beberapa mahasiswa yang sangat sedikit). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun