Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menikmati Sepiring Mie Kopyok Khas Semarang di Pinggir Jalan

18 Juli 2023   07:30 Diperbarui: 18 Juli 2023   15:51 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabai rawit pedas diletakkan di atas saringan yang berisi air mendidih. Mie kuning dan kecambah diseduh. | Foto: Wahyu Sapta.

Penjual sedang meracik sajian sepiring Mie Kopyok. | Foto: Wahyu Sapta.
Penjual sedang meracik sajian sepiring Mie Kopyok. | Foto: Wahyu Sapta.

Sudah jadi! Piring berisi mie kopyok diberikan kepada saya. 

Taraaa... sepiring Mie Kopyok siap disantap! | Foto: Wahyu Sapta.
Taraaa... sepiring Mie Kopyok siap disantap! | Foto: Wahyu Sapta.

Penjual dengan cekatan kembali menyeduh mie kuning dan kecambah untuk piring kedua.

Saya berjalan menuju kendaraan, memberikan mie kopyok kepada suami.

"Taraaa... ini untuk Bapak." 

Segera disantapnya dengan lahap, meskipun tadi dari rumah sudah sarapan. Tak berapa lama, piring kedua sudah siap santap. Penyajiannya cepat. Tak butuh waktu lama, saya pun bisa langsung menyantapnya.

Sempat juga penjualnya berseloroh, bahwa ia heran, kenapa banyak yang menyukai mie kopyok. Saya mengernyitkan dahi. Aduh, kan ini memang makanan khas banyak yang nyari, yak. Tiba-tiba saya jadi pengin tepok jidat.

"Iya, bu. Setiap saya lewat rumah yang ada di ujung itu, orangnya pasti beli. Katanya ia suka,"

Saya tersenyum mendengarnya. Mie Kopyok itu kalau Semarang merupakan makanan legendaris. Sudah lama ada. Disukai karena rasanya yang segar. Saya dan Suami juga bela-belain berhenti saat ketemu dikau, Pak. Hahaha... 

Mumpung sih, karena jarang-jarang ada penjual yang berkeliling menjual mie kopyok. Dulu sih sekitar lima tahun lalu, ada penjual di depan rumah saya. Tapi entah kenapa tidak berjualan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun