Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Suatu Hari tentang Sup Matahari dalam Hidup Nayla

15 November 2022   11:23 Diperbarui: 16 November 2022   00:05 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gema melompat kegirangan. Tak sengaja ia memeluk Nayla. 

Nayla hanya terbengong.

"Eh, maaf," kata Gema sambil menjauh dari Nayla.

***

Setelah kejadian Nayla mengajari Gema memasak Sup Matahari, akhirnya masalah yang ada dalam tim dianggap selesai. Gema sudah meminta maaf. Pihak yayasan juga sudah tak mempermasalahkannya lagi.

Waktu berjalan dengan cepat. Tak terasa sebulan sudah ada di depan mata. Nayla tak lagi memperpanjang kontrak. Ia memiliki pekerjaan lain yang baru. Tak lagi bisa bergabung dalam tim yang dikelola pihak yayasan. Sungguh, sebenarnya ia berat hati, tetapi ia memiliki cita-cita yang lebih tinggi.

Gema memilih masih bekerja di tempat itu, sembari memperdalam ilmunya, agar semakin pandai menyajikan menu terbaik.

Suara deru pantai tak henti jeda. Nayla dan Gema duduk di sebuah gazebo, sambil menikmati sebutir kelapa muda utuh yang sudah diberi sirup dan es batu sebelumnya. Tampak segar ketika diseruput memakai sedotan.

Nayla memandang pantai seperti melamun. Gema juga melakukan hal yang sama. Tiba-tiba Gema memulai pembicaraan. Sebenarnya ia setengah grogi. Perpisahan ini membuatnya sedih karena harus jauh dari Nayla.

"Nayla, aku butuh ngomong, sebentar saja,"

"Apa? Cepatlah, aku sudah tak ada waktu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun