Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Kekasihku, dan Bintang di Nebula-nebula

16 Juni 2022   14:32 Diperbarui: 17 Juni 2022   15:44 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto: Wahyu Sapta.

Kulihat sosok gadis cantik berlalu dariku. Air matanya jatuh, tersapu hujan, seperti sedih melihatku. Aku merasa pernah mengenalnya, tetapi di mana?

***

Suatu waktu, di tempat yang berbeda.

Suara debur ombak yang memecah karang terdengar keras di telinga. Tetapi ini bagai nyanyian yang mampu menghilangkan rasa gundah. Kesunyian hati tanpa cinta, sungguh telah merubah hati menjadi sedikit keras. Berharap angin sepoi lautan bisa melembutkannya.

"O, jadi kamu ke sini ya, kalau lagi menghindar dariku?"

"Sakti? Bagaimana kau tahu aku ada di sini?" 

"Sudah, tidak usah bertanya bagaimana aku tahu kamu ada di sini." kataku sambil mendekat dan duduk di samping sisi kananmu. Hamparan pasir putih sebagai tempat duduk dan pohon waru berbentuk melengkung bisa menjadi peneduh dari sengatan matahari.

"Mayang, aku memang tidak sempurna. Tetapi aku mencoba sempurna untukmu. Aku tahu semua tentangmu. Juga tentang Kota Cahaya." lanjutku.

Kamu sedikit terkejut dan menengok ke arahku. 

"Bagaimana kamu tahu? Aku tak pernah cerita padamu, kan?" 

"Heran ya? Kamu pernah mendengar sebuah teori bahwa jika ingin meraih hati seorang gadis, dekati saja ibunya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun