- Siap dinikmati bersama nasi putih dan beberapa gorengan.
Rasa dari sayuran sintrong ini mirip-mirip sayur bayam. Hanya agak beraroma seperti sayur kenikir tetapi aromanya lebih ringan. Tidak terlalu menyengat seperti kenikir. Cocok jika dipadukan dengan bumbu rujak. Pas. Segar dan pedas mantap.Â
Manis dari sayur ini, juga cocok berpadu dengan gula merahnya. Asin manis gurih, karena seimbang dengan pemberian garamnya. Hem, sedap.
Menurut wikipedia, sayuran Sintrong (Crassocephalum crepidioides)Â memiliki banyak khasiat sebagai bahan obat tradisional. Seperti mengatasi gangguan perut, sakit kepala, luka. Sintrong bersifat sedikit astringen dan netral. Antiradang, hemeostatis, tonikum, pencahar, dan emetik (perangsang muntah).Â
Juga bisa digunakan untuk mengobati demam, radang amandel, dan eksem. Meskipun demikian, kata wikipedia juga, tumbuhan ini ditengarai mengandung alkaloid pirolizidina yang bisa memicu tumor.Â
Ternyata fifty-fifty. Ada kegunaan dan efeknya. Tetapi jika saya lihat, mereka tetap sehat. Karena katanya, sayuran ini sering mereka konsumsi dan merupakan sayuran favorit yang murmer.Â
Beruntung sekali saya bisa merasakan sayur sintrong yang sangat jarang ditemui di khalayak umum. Hanya di tempat tertentu, karena sintrong adalah tumbuhan liar dan hanya beberapa orang yang tahu, ternyata tumbuhan ini bisa dimakan.Â
Menyenangkan bisa mengenal orang yang baik hati. Jika baik pada orang, timbal baliknya juga kebaikan. Menurut saya itu sudah pakemnya. Kebaikan akan berbalas kebaikan. Jika sebaliknya, kebaikan berbalas keburukan, maka itu diluar pakem. Semoga saya tidak begitu deh. Berharapnya tetap dalam kebaikan. Aamiin.
Nah, untuk itulah, ada masanya kita butuh bepergian mencari udara segar di akhir pekan, sekadar mencicipi kuliner baru, atau boleh apa saja. Bisa bepergian kemana yang dimau, tempat refreshing yang cocok sesuai keinginan. Ayok!