Tidak.
***
"Kakek, biar Randu saja yang menjaga nenek. Kakek istirahat." kata Randu.
Hem. Kupandangi wajah pucat Mitha yang terbaring lemah di ruang 414. Selang oksigen membantu pernafasannya. Tidurnya sangat pulas. Hampir tak bangun sejak siang tadi.
Randu. Cucu Mitha yang sangat mengerti diriku, mendekati dan berharap bahwa ia bisa menghiburku.
"Kakek..."
"Biarlah kakek yang menunggu, Randu. Kakek masih ingin bersama nenek." sahutku.
Aku pegang tangan Mitha. Aku peluk tubuhnya yang lemah. Aku tak akan melepaskannya. Walau sekejap pun. Tak akan. Mitha selalu cantik di hadapanku. Mitha anggun dan tak tertandingi.
Sungguh Mitha, aku mencintaimu, meski kau tidak. Senduku.
***
(Cerpen ini terinspirasi oleh Puisi : TAK SEPADAN - Chairil Anwar Februari 1943).