Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sekuntum Mawar Merah untuk Rie

7 Oktober 2018   16:08 Diperbarui: 10 Oktober 2018   09:13 3093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Hem, kadang-kadang google map malah suka bikin salah jalan, katanya.

Lalu, siapa anak kecil seumuran sekolah play group yang membonceng dirinya tadi. Bukankah ia memanggilnya bunda? Putrinya. Hanum namanya. Putri semata wayang yang diantar jemput sekolah olehnya. 

Meski harus mengambil waktu di sela ia bekerja. Repot memang. Tetapi ia senang. Karena dengan begitu ia selalu bisa mengetahui perkembangan anaknya dari waktu ke waktu.

Sedang ayah Hanum, bekerja di luar kota. Tiap akhir pekan ia pulang. Berkumpul dengan keluarga kecilnya. Hem, keluarga kecil yang bahagia.

***

"Rie, maafkan aku. Aku janji akan memberimu kelonggaran untuk bisa mandiri. Aku tak akan lagi over protektif padamu. Terimalah aku, Rie. Sekuntum mawar merah ini untukmu. Kuberikan kepadamu sebagai tanda rasa bersalahku."

Rie hanya diam membisu. Lalu ia bergumam, "Setelah aku bisa naik sepeda motor, kau datang lagi padaku? Lalu, kemana saja kau selama ini? Sudahlah, mana mawar itu. Biar aku simpan."

"Jadi?"

"Apanya?"

"Kita menikah?"

"Ya, menikah."

Dan, sejak itu, Rie pandai mengendarai motor seperti Valentino Rossi.

***

Semarang, 7 Oktober 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun