Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami Artikel Utama

Cerpen | Denada

30 Mei 2018   11:04 Diperbarui: 30 Mei 2018   16:39 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua orang tuanya sedang bersiap mendirikan salat berjamaah.

Segera saja ia mengambil air wudlu dan bergabung menjadi makmum papanya.

"Subhanallah. Nikmat Tuhan mana yang hendak kau dustakan?" seru Denada dalam hati.

Selesai salat, ia memeluk erat kedua orang tuanya memohon ampun atas kesalahan selama ini.

Tak terasa, bulir air mata menetes deras.

"Kau permata hati kami, nak. Maafkan kami berdua." kata papa Denada.

***

Semarang, 30 Mei 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun