Kedua orang tuanya sedang bersiap mendirikan salat berjamaah.
Segera saja ia mengambil air wudlu dan bergabung menjadi makmum papanya.
"Subhanallah. Nikmat Tuhan mana yang hendak kau dustakan?" seru Denada dalam hati.
Selesai salat, ia memeluk erat kedua orang tuanya memohon ampun atas kesalahan selama ini.
Tak terasa, bulir air mata menetes deras.
"Kau permata hati kami, nak. Maafkan kami berdua." kata papa Denada.
***
Semarang, 30 Mei 2018.