***
"Hei, hatimu tertinggal di sini. Kemarin kau lupa membawanya kembali,"
"Tak apa, sengaja kutinggal, untukmu!"
"Lalu, bagaimana ini? Aku menjadi bingung,"
"Tak sukakah kau, jika hatiku menemani hatimu?"
"Oh, aku akan senang sekali, begitukah denganmu?"
"Tentu saja,"
"Baiklah, akan aku simpan hatimu, untukku."
Hatiku tertinggal di hatimu. Bisa kau bayangkan bagaimana rasanya. Hampa. Sepi. Tidak karuan. Juga sedikit was-was. Aku mengkhawatirkan hatiku yang tertinggal, akankah ia baik-baik saja. Sedangkan tempat di hatiku kini, sekarang bermukim hatimu. Apakah kau juga berperasaan sama? Mengkhawatirkan hatimu yang bermukim dihatiku?
Separuh hati kita telah tertukar!
***