Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Seperti) Arjuna dan Srikandi

20 Februari 2017   10:51 Diperbarui: 20 Februari 2017   11:09 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

(Ke-3)

Gerimis mulai datang, angin semilir mendinginkan hati. Lampu jalan mulai menyala. Pukul lima lebih seperempat. Aku berjalan menuju mobil, yang terparkir di luar Café.

“Hai, sayang, yuk, kita pulang,”

“Gimana sayang, apa kabarnya dia?”

“Dia baik, rupanya ia hanya ingin memberikan kartu undangan. Ini! Dia akan menikah. Syukurlah, akhirnya ia menemukan tambatan hati.”

“Lalu, tambatan hati kamu siapa?”

“Tentu kamu, lah sayang! Kamulah arjunaku. Meski bukan yang pertama, tapi kamu yang terakhir.” rayuku.

Pengantin baru. Ya, aku baru saja menikah tiga bulan lalu. Bukan dengan Bakhtiar yang aku temui tadi. Tapi dengan Dimas, lelaki yang ada di sampingku sekarang. Dia adalah pelabuhan terakhirku. Lelaki yang menjadi kekasihku selama dua tahun terakhir ini, yang mampu menaklukkan hatiku, untuk mengiyakan lamarannya untuk menjadi istri baginya. Selamanya. Tentu saja aku berharap selamanya. Hingga ajal menjemput.

Aku sempat membaca kartu Undangan yang diberikan Bachtiar tadi. Tertera nama, Santi. Aku mengenalnya, dulu teman satu kampus, meski beda jurusan. Gadis lembut dan gemulai, tentu akan sangat cocok dengannya. Bukan sepertiku, gadis tomboy.

Semarang, 20 Februari 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun