“Boleh aku memelukmu, Za? Sekali saja?”
Ragu aku mengiyakan keinginanmu.
“Baiklah,” Akhirnya, aku mengangguk.
Kamu memelukku, sembari mengucapkan, “Terimakasih kamu mau menemuiku. Kamu baik, pasti berjodoh dengan orang baik pula, tak seperti aku.”
Entah mengapa, aku terharu atas kata-katanya.
Kamu mengeluarkan sesuatu dari tas tenteng yang kamu bawa. Sebuah kotak tipis, ukuran 20x25cm. Kemudian menyerahkannya padaku.
“Bukanya nanti saja,” pintamu. Aku mengangguk.
“Sampai ketemu kembali, Tiar! Selalulah jaga dirimu.” ucapku.
“Kamu juga, ya,”
“Iya,” jawabku singkat.
Lalu perpisahan untuk kedua kalinya terjadi. Lima tahun lalu dan sekarang. Bedanya, dulu tak ada kata berpisah, sekarang kamu mengucapkannya.