“Iya, kamu cengeng. Begitu saja menangis,”
“Trus, aku harus apa? Seneng? Bahagia?”
Hening.
Sepi.
Kamu dan aku diam. Suara angin berisik, tapi hening suara kata.
Tiba-tiba Pandu berkata,”Would you be mine?” Aku tersentak, aku kira kamu akan mengatakan, kita berpisah saja! Tapi kamu memintaku untuk selalu bersama. Sayup-sayup terdengar lagu Rizky, Kesempurnaan Cinta, kau dan aku tercipta oleh waktu, hanya untuk saling mencintai, mungkin kita ditakdirkan bersama, merajut kasih, menjalin cinta. Berada dipelukanmu, mengajarkanku, apa artinya kenyamanan, kesempurnaan cintaaa..... suara Pandu menyanyi.
Eh, Pandu ternyata romantis! Hahahaha... aku tersenyum, bahagia tentunya.
***
Semarang, 30 Mei 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H