Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bola Udara di Langit Malam Itu

24 Desember 2014   00:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:37 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lalu Louis mengikutiku dari belakang. Tiba-tiba sebelum sampai ke tempat itu, suara Mama dominan, meski merintih pelan, tapi hatiku seperti tersayat sembilu. Baiklah mama, aku pulang.

"Aku pulang Louis."

"Semaumulah."

"Bye Louis, aku akan kemari suatu saat nanti. Aku akan menemuimu."

"Semaumulah." Kali ini dengan senyuman Louis melambaikan tangan.

****

"Mama..mama.."

"Rien, kamu bangun nak, syukurlah. Maafkan mama nak, mama janji akan selalu menjagamu. Mama tak akan membiarkanmu ke tempat itu lagi. Mama janji nak.."

Entahlah, aku tak mengerti, apa yang dimaksud mama. Apakah tempat itu adalah langit?

Aku suka langit, dengan bola besar yang memental tak searah kanan kiri atas bawah.

Aku suka langit, dan bola itu mengikutiku.

****

(23/12/14)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun