"Rien, bangun nak. Mama ingin kamu bangun, Rien.. Rien.." pelan sekali rintihan itu. Kemudian kabur.Aku menengok ke arah Louis.
"Rien.." katanya pelan. Apa? Louis memanggilku?
"Ya Louis? Kamu memanggilku?" Louis mengangguk.
"Katamu kamu bahagia disini?" tanya Louis.
Aku mengangguk. Kemudian Louis mengatakan, "Belum saatnya Rien."
"Mengapa?"
"Belum tercatat di sini. Tuh kan, namamu belum ada dalam daftarku."
"Kamu berbohong padaku Louis, lalu mengapa saat aku berkunjung ke sini, mereka ada dan mereka mau menerimaku."
"Semaumulah." kata Louis, kemudian ia membisu. Ia tak marah, hanya berbicara apa adanya.
"Kita jadi tidak ke air terjun berwarna kuning keemasan?"
"Baiklah, semaumu."