Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bola Udara di Langit Malam Itu

24 Desember 2014   00:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:37 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rien, bangun nak. Mama ingin kamu bangun, Rien.. Rien.." pelan sekali rintihan itu. Kemudian kabur.Aku menengok ke arah Louis.

"Rien.." katanya pelan. Apa? Louis memanggilku?

"Ya Louis? Kamu memanggilku?" Louis mengangguk.

"Katamu kamu bahagia disini?" tanya Louis.

Aku mengangguk. Kemudian Louis mengatakan, "Belum saatnya Rien."

"Mengapa?"

"Belum tercatat di sini. Tuh kan, namamu belum ada dalam daftarku."

"Kamu berbohong padaku Louis, lalu mengapa saat aku berkunjung ke sini, mereka ada dan mereka mau menerimaku."

"Semaumulah." kata Louis, kemudian ia membisu. Ia tak marah, hanya berbicara apa adanya.

"Kita jadi tidak ke air terjun berwarna kuning keemasan?"

"Baiklah, semaumu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun