Langit pagi berseri, sinar matahari menyelimuti bumi dengan hangatnya. Di bawah pohon beringin rindang, seorang remaja duduk merenung. Secangkir kopi hangat dan rokok di tangannya menemani pikiran yang mengembara, seolah dunia ini hanya miliknya dan sosok perempuan yang memenuhi lamunannya.
Perempuan itu bukan sembarang wajah. Ia adalah sosok yang membuat Dante merasa pertama kali melihat keindahan seorang perempuan sejati. Momen itu terjadi di taman baca bersama sahabatnya kemarin.
"Driiing... Driiing... Driiing!"
Dante terbangun dengan kaget. "Aduh, mimpi rupanya!" gumamnya sambil mematikan alarm di ponselnya. "Kenapa aku pasang alarm jam 07:00 pagi? Bukannya seharusnya 12:00 siang? Ini kan hari Minggu, nggak ada kuliah."
Ia bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar dengan wajah ngantuk. Ansar, sahabat sekaligus teman kontrakannya, sedang merebus kopi.
"Dante! Baru kali ini kamu bangun cepat di hari Minggu! Biasanya, siang baru kelihatan," ujar Ansar sambil tertawa.
"Aku salah setel alarm," balas Dante sembari mencuci muka.
Saat kopi siap, mereka duduk di teras kontrakan untuk berbincang.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri, Dan? Mimpi indah ya?" tanya Ansar.
"Iya, aku mimpi tentang perempuan yang kita lihat di taman baca kemarin," jawab Dante.
"Oh, perempuan tinggi, langsing, dan berkulit putih itu? Ada apa dengannya?"
"Aku heran, kenapa dia bisa muncul di mimpiku. Padahal aku nggak pernah memikirkannya."
Ansar menanggapi serius, "Kata nenekku, kalau kita memimpikan seseorang yang tak kita kenal, bisa jadi itu pertanda jodoh."
Dante hanya tertawa kecil, meskipun dalam hati ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Setelah obrolan panjang dan kopi habis, mereka sepakat untuk kembali ke taman baca sore itu, dengan harapan bisa bertemu perempuan tersebut.
Menjelang sore, setelah membersihkan kontrakan dan mandi, mereka bersiap pergi. Cuaca cerah mengiringi perjalanan mereka ke taman baca. Setibanya di sana, Dante langsung mencari sosok yang memenuhi pikirannya, tapi perempuan itu tak tampak.
Namun, tak lama kemudian, Ansar melihat seseorang yang tampak familiar.
"Itu dia, Dan! Namanya Mawar, temannya tadi memanggilnya. Ayo kita samperin dan kenalan."
Dante terlihat ragu. "Aku malu, An. Kamu tahu kan aku nggak terlalu percaya diri kalau berhadapan dengan perempuan."
"Santai, aku yang buka obrolan. Lagipula, temannya juga cantik," Ansar menggoda.
Mereka mendekati gazebo tempat tiga perempuan sedang bercanda ria. Salah satu dari mereka mengenali Ansar.
"Ansar! Kamu di sini juga?" sapa Ana, teman SMA mereka dulu.
"Ana! Lama nggak ketemu. Kamu sekarang kuliah di mana?"
"Di Makassar. Temanku ini, Mawar, kuliah di Palopo," jelas Ana sambil memperkenalkan teman-temannya.
Percakapan pun mengalir. Dante, yang awalnya pemalu, akhirnya memberanikan diri meminta nomor Mawar.
"Boleh minta nomor HP kamu?" tanya Dante dengan senyum canggung.
Mawar mengangguk. "Ini nomorku."
Ansar yang melihat keberanian Dante hanya bisa terkejut dalam hati. "Baru kali ini dia pede bicara sama cewek," pikirnya.
Malam itu, di kontrakan, Dante masih membahas Mawar. "Cantik sekali Mawar, An," katanya penuh kekaguman.
"Ah, menurutku Ana lebih cantik," balas Ansar sambil menggoda.
"Cantik itu relatif, An. Tiap orang punya pandangan berbeda," Dante menjawab serius.
"Kalau memang suka, kenapa nggak langsung chat saja Mawar? Siapa tahu dia juga punya rasa sama kamu," saran Ansar.
Dante akhirnya memberanikan diri mengirim pesan pada Mawar. Percakapan pun mengalir, hingga akhirnya Dante mengungkapkan perasaannya.
"Mawar, sebenarnya aku menyukaimu. Kamu mau jadi pacarku?"
Namun, jawaban Mawar tak seperti yang diharapkan. "Maaf, Kak. Aku ingin fokus kuliah dulu."
Jawaban itu membuat Dante kecewa, tapi ia berusaha menerima. Dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan hidup masih panjang, dan siapa tahu, suatu saat nanti semesta mempertemukan mereka lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI