Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hong Kong yang Sejuk dan Macau yang Bersejarah

30 Desember 2024   12:56 Diperbarui: 31 Desember 2024   16:36 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian kami makan malam bersama, makanan khas Hong Kong. Kali ini kami lebih berpengalaman dengan air teh panas di dalam gelas untuk mencuci alat makan. Sebenarnya masih belum pasti juga sih, air teh atau air apa. Yang jelas fungsinya untuk memastikan alat makan bebas kuman penyakit.

Besoknya, kami naik ferry dari China Ferry Terminal, menuju Macau Outer Harbour. Menggunakan ferry dari Hong Kong ke Macau adalah pilihan termurah dibandingkan alternatif lainnya. Macau terkenal dengan casinonya. Sekedar informasi, kalau main ke Casino, gak boleh motret ya!

Cuaca di sini sedikit lebih hangat dibandingkan dengan Hong Kong. 

Mata uang macau adalah MOP (Macau Pataca), tetapi Hong Kong Dollar diterima juga di sini, sementara MOP tidak dapat dipakai di Hong Kong. Jadi, pastikan menghabiskan MOP di Macau, kecuali kalau mau disimpan untuk koleksi.

Yang paling menarik dari Macau, dalam kunjungan satu hari tanpa menginap itu, adalah pusat sejarah Macau, di mana kami berkunjung ke reruntuhan St. Pauls (The ruin of St. Paul's). Reruntuhan ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.

Dulunya, area ini adalah komplek keagaaman Katolik, yang diantaranya terdiri dari gereja dan kampus. Reruntuhan ini adalah salah satu dari tujuh keajaiban yang dibangun oleh Portugis selama enam abad kekaisaran Portugis. Enam lainnya tersebar di berbagai negara, salah satunya India.

Menurut sejarahnya, Portugis memang pernah menguasai Macau. Beberapa nama jalan dan bangunan di sekitar area reruntuhan masih menggunakan bahasa Portugis. Nampak pula wajah-wajah yang lebih condong bernuansa Portugis.

The Ruin of St. Paul's (sumber: en.wikipedia.org)
The Ruin of St. Paul's (sumber: en.wikipedia.org)

Kisah sejarah selengkapnya tentang reruntuhan St. Paul ini dapat disimak dengan mengunjungi museum yang terletak di area yang sama.

Sekitar jam 7 malam, kami kembali ke Hong Kong, masih menggunakan Ferry. Kami memang membeli tiket Ferry untuk pulang pergi di hari yang sama.

Keesokan harinya, kami janjian makan siang dengan seorang teman orang Indonesia yang bertugas di sebuah bank pemerintah Indonesia di Hong Kong. Nampaknya restoran-restoran di Hong Kong memang rata-rata tidak terlalu besar, dan banyak yang lokasinya agak ke dalam (tidak di pinggir jalan besar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun