Di sini kami uji nyali dengan mencoba permainan seperti di dunia fantasi yang membuat jantung berasa mau copot karena diputar di ketinggian, beberapa kali putaran melawan gravitasi, kepala di bawah kaki di atas.
Awalnya sih malas dan yakin tidak akan sanggup.... tapi dipikir-pikir lumayan juga untuk uji adrenalin he...he..he....begitulah jiwa adventure kami keluar.
Seharian di Ocean Park membuat kami tidur lelap berkualitas pada malam harinya. Besok paginya segar kembali dan siap melanglang buana ke Museum Madam Tussauds. Naik bus dari hotel, dan kemudian naik kereta khusus di area museum, karena museumnya ada di dataran yang lebih tinggi, yaitu The Peak.
Koleksi di museum ini cukup banyak. Patung-patung lilin dibuat sesuai dengan aslinya, dalam pose khas masing-masing, yang menggambarkan seperti apa tokoh itu dikenal. Dan hanya orang-orang yang terkenal sedunia saja yang ada di sini.
Ada yang dibuat ketika tokoh yang digambarkan masih hidup, ada juga yang berdasarkan foto, jika tokohnya sudah meninggal dunia. Menurut berita, Pak Jokowi diukur dulu sebelum dibuat figur patung lilinnya.
Dari The Peak, kami kembali ke kota naik bis. Sepanjang perjalanan, saya dapat menyimpulkan kalau daerah Hong Kong ini cukup berbukit-bukit. Tapi untung jalananya bagus.Â
Pulang dari The Peak, kami bertemu dengan teman yang asli orang lokal. Main ke apartmentnya yang kecil tapi arsitektur dan interiornya ok banget sehingga apartement yang kecil itu terasa begitu nyaman.
Konon katanya, emang space tempat tinggal di sana kecil-kecil. Emang kalau masalah ini, sekecil-kecilnya di Indonesia, rasanya masih tetap lebih gede.Â
Setidaknya dibandingkan dengan yang saya tahu, Singapura dan Hong Kong. Hanya saja di Indonesia, sangat jarang orang menggunakan jasa interior designer untuk mengatur ruangan menjadi lebih efisien dan nyaman.Â