Enggan pensiun karena fasilitas asuransi kesehatan otomatis hilang?
Selagi masih sehat, sebaiknya segera siapkan asuransi pribadi Anda sebelum pensiun, minimal asuransi kesehatan.
Karena bagaimanapun ketika waktunya tiba, Anda harus pensiun dari pekerjaan Anda
Dan saat itu mungkin kondisinya sudah berbeda. Entah itu kondisi tidak lagi sehat, usia sudah tidak memenuhi syarat, atau keuangan yang tidak lagi memungkinkan untuk membayar biaya asuransi.
Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan mempengaruhi keputusan perusahaan asuransi untuk menerima seseorang sebagai nasabah.Â
Calon nasabah yang sudah memiliki penyakit, logikanya tidak lagi diterima untuk berasuransi. Kalau pun diterima, akan ada pengecualian-pengecualian.
Mengapa demikian?
Produk asuransi itu berupa perlindungan, sehingga yang dilindungi adalah sesuatu yang dianggap bernilai. Saking bernilainya, maka sangat dilindungi. Dalam hal asuransi, yang dilindungi adalah keuangan seseorang.
Orang yang sakit-sakitan tentunya akan mengeluarkan lebih banyak dana untuk biaya perawatan dan penyembuhan. Maka itu produk asuransi hadir sebagai pelindung sebelum masa itu datang, yaitu ketika seseorang dalam keadaan sehat.Â
Ketika tiba-tiba penyakit datang, barulah asuransi melakukan tugasnya membayarkan sejumlah dana yang telah disepakati. Dengan demikan jumlah dana itu tidak perlu dikeluarkan dari kantong sendiri, yang artinya dana milik sendiri itu terlindungi.
Dalam hal asuransi jiwa, yang dilindungi adalah nilai ekonomis seseorang. Jika biasanya orang itu menghasilkan sejumlah uang dalam sebulan untuk keluarga dan dirinya sendiri, maka jumlah itulah yang dilindungi.Â
Bayangkan jika tiba-tiba Tuhan memanggilnya. Tentu saja orang yang sudah meninggal tidak akan dapat menghasilkan uang lagi. Kecuali ada fasilitas pensiunan untuk keluarga yang besarnya, biasanya tidak sama dengan jumlah ketika orang itu masih produktif bekerja.Â
Agar keluarga tidak terlantar secara keuangan, maka seseorang sebaiknya membeli asuransi jiwa untuk melindungi nilai ekonomisnya, karena kita tidak tahu kapan waktunya tiba dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Asuransi akan melakukan tugasnya, memberikan sejumlah dana yang telah disepakati kepada ahli waris. Dana inilah yang dapat dipakai untuk menggantikan penghasilan yang hilang karena tulang punggung keluarga meninggal dunia.
Di sini, asuransi jiwa berfungsi sebagai produk perlindungan income (penghasilan).Â
Maka itu, ketika membeli asuransi jiwa, jumlah uang pertanggungannya pun sebaiknya dihitung dengan cermat agar sedikit banyak jumlahnya sama dengan penghasilan yang seharusnya diterima almarhum jika masih hidup sampai usia pensiun.
Dalam hal asuransi penyakit kritis, asuransi akan melindungi keuangan seseorang ketika orang tersebut mengalami kondisi kritis yang menyebabkan ketidak mampuan bekerja.Â
Dalam kondisi tidak mampu bekerja, otomatis penghasilannya pun lama-lama akan berhenti, karena biasanya perusahaan swasta hanya akan membayar gaji karyawan selama tiga bulan saja ketika karyawannya jatuh sakit dan tidak produktif sebagai karyawan. Setelah tiga bulan masih belum membaik, biasanya dilakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).Â
Padahal secara logika, pada saat-saat itu justru dibutuhkan banyak biaya untuk perawatan. Nah, di sinilah asuransi juga hadir melakukan tugasnya.Â
Uang pertanggungan dicairkan dan diberikan langsung kepada nasabah.Â
Uang itu dapat dipakai untuk biaya hidup sehari-hari, termasuk pembayaran cicilan bulanan yang masih berjalan, juga untuk biaya perawatan hingga kembali membaik.Â
Masalah biaya teratasi walaupun kena PHK. Pikiran pun tenang karena tidak perlu khawatir dengan biaya hidup, cicilan-cicilan yang harus dibayar, dan juga biaya perawatan. Pikiran yang tenang tentunya dapat mendukung kesembuhan.
Kembali ke laptop, mengapa calon nasabah yang sudah memilikik riwayat penyakit tidak dapat diterima untuk berasuransi?Â
Jawabannya adalah karena perlindungan tidak sama dengan persiapan. Perlindungan dilakukan sebelum sesuatu yang tidak diharapkan datang. Sementara persiapan dilakukan karena sesuatu sudah diketahui sebelumnya. Bersiap-siap berobat dan menyediakan dana karena sudah tahu sedang sakit.
Ibarat orang yang sedang mempersiapkan sebuah pesta pernikahan, dia akan mempersiapkan permohonan cuti, dana untuk membeli perhiasan wanita dan pakaian pengantin, dana untuk pesta, dan lain sebagainya. Semuanya sudah diketahui, hanya tinggal mengatur dan eksekusinya saja. Itulah yang dinamakan persiapan.
Jadi perlindungan berbeda dengan persiapan. Perlindungan dilakukan karena tidak ada yang tahu kapan sesuatu akan terjadi.Â
Seseorang bisa saja sehat selamanya, namun itu pun kita tidak tahu pasti. Yang pasti hanyalah kematian, tetapi tidak ada yang tahu kapan waktunya. Maka itu, sebaiknya jangan menunda-nunda membeli asuransi kalau memang mampu.
Usia
Semakin tua usia seseorang, semakin mahal biaya asuransi yang harus dikeluarkan. Jadi, sebaiknya selagi masih muda, ketika mulai bekerja, langsung alokasikan dana untuk membeli asuransi.Â
Jika asuransi kesehatan sudah disediakan oleh perusahaan, mungkin Anda dapat mencicil membeli asuransi jiwa atau asuransi penyakit kritis terlebih dulu. Selanjutnya dapat mempersiapkan diri untuk membeli asuransi kesehatan pribadi.Â
Jika limit asuransi dari tempat kerja tidak mencukupi ketika Anda jatuh sakit, asuransi pribadi Anda dapat menutupi kekurangannya. Sehingga tidak perlu mengeluarkan dana dari kantong sendiri.
Jika Anda berpikir Anda masih single, jadi tidak akan ada yang dirugikan ketika terjadi sesuatu pada Anda, setidaknya pastikan asuransi kesehatan dari tempat kerja Anda cukup memadai. Karena, jika ada yang membayari, pasti Anda memilih dibayari daripada bayar sendiri :)
Selain biaya yang lebih mahal ketika usia bertambah, ada batasan usia seseorang dapat melakukan asuransi. Umumnya perusahaan asuransi hanya akan menerima orang dengan usia maksimal 75 tahun.
Mengapa? Karena itu sudah sesuai dengan analisa perkiraan usia hidup seseorang di suatu negara.
Sekali lagi, asuransi fungsinya adalah untuk melindungi, bukan mempersiapkan. Semakin tua seseorang, semakin berkurang kemungkinan waktu bertahan hidupnya. Walau kita semua sadar, tidak ada yang tahu kapan waktunya seseorang dipanggil Tuhan.
Kondisi Keuangan
Membeli asuransi sama dengan belanja, maka ada uang yang harus dikeluarkan dan tidak akan kembali lagi.Â
Karena itu, sebaiknya alokasikan dana untuk berasuransi selagi Anda masih produktif bekerja.Â
Setelah Anda pensiun, selain biaya asuransi yang semakin tinggi sesuai usia, penghasilan pun mungkin tidak lagi sebesar ketika masih aktif bekerja.Â
Justru seharusnya asuransi itu dapat menjadi dana pensiun Anda, karena ada jenis-jenis asuransi yang dapat dicairkan di usia tertentu, atau setelah beberapa tahun, misalkan setelah 20 tahun, tanpa Anda mengalami kerugian.
Masih ada beberapa fungsi asuransi selain untuk perlindungan income, kesehatan, dan kondisi kritis.Â
Asuransi dapat diaplikasikan untuk beberapa hal lain, misal pembayar utang usaha terutama jika terutang meninggal dunia sebelum utang terlunasi.Â
Sebagai alat untuk mendistribusikan kekayaan, sebagai paper aset, dan lain-lain. Maka itu, sekalipun ada benefit asuransi kesehatan dari perusahaan tempat kerja, tidak ada ruginya membeli asuransi pribadi.
(VRGultom)
* Dilarang mengutip atau mempublikasikan ulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H