Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harapan Akan Kualitas Pelayanan yang Lebih Baik

10 September 2019   19:00 Diperbarui: 10 September 2019   19:35 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anda Seharusnya Mendapatkan Pelayanan Senilai yang Anda Bayar | airgroupchicago.files.wordpress.com

Jaman belum ada taxi online yang harganya flat seperti sekarang, saya adalah pelanggan taxi argo. Sebelumnya saya cukup fanatik dengan merk taxi tertentu, selain brand taxi tersebut memang yang dipakai oleh perusahaan untuk transportasi keperluan kantor. Meskipun ada brand taxi lain yang harganya lebih murah, namun saya merasa lebih tenang menggunakan brand taxi ini, terutama di malam hari. 

Namun sekarang-sekarang ini saya malah sering dibuat kesal karena banyak drivernya yang mengaku tidak tahu jalan, sementara saya juga tidak suka menghapal arah jalan, dan argo yang tinggi dibebankan sepenuhnya kepada customer. Kadang drivernya sendiri yang salah, tetapi pembayaran tetap 100% dibebankan kepada customer, padahal customer juga rugi waktu. 

Mestinya hal-hal seperti ini bisa dikomplain, demi kemajuan produsen sendiri. Jika driver tidak tahu jalan, tugas perusahaan melatih drivernya sebelum pelanggan kesal karena keseringan mendapat driver yang tidak tahu jalan. Jika kondisi itu dibiarkan, lama-lama pelanggan akan lari ke lain hati. Yang rugi produsen juga. Jadi berbahagialah jika pelanggan memberikan komplain yang berarti untuk kemajuan perusahaan Anda.

Pernah kesal dengan customer service yang jawabannya terkesan text book?

Maksud hati mau komplain namun apa daya, malah pulsa telpon habis terkuras karena di pingpong kesana dan kesini, disuruh menunggu sambil mendengarkan iklan yang numpang lewat, dan kembali mendapat pertanyaan yang itu-itu lagi dengan jawaban text book. Jika pelanggan mulai marah barulah diarahkan ke customer service yang level tidak text book, untuk meredam kemarahan pelanggan :D

Alangkah baiknya jika mereka juga mulai dididik untuk menghargai waktu pelanggan, mencatat keluhan pelanggan yang tidak dapat ditangani saat itu juga, dan memberikan perkiraan waktu penyelesaian masalah. Jangan tunggu sampai pelanggan protes atas pelayanan yang buang-buang waktu dan biaya. 

Di Singapore, bahkan supir bis kota dididik untuk memberikan pelayananan yang baik bagi penumpang. Jika tidak sengaja supir berhenti mendadak mengakibatkan penumpang terbentur atau shock dan kaget, supir akan menemui penumpang dan memastikan tidak ada yang terluka. Jika ada yang terluka maka ia berkewajiban membawanya ke rumah sakit. Bahkan sekelas angkutan umum masal pun bertanggung jawab atas kenyamanan pelangganya.

Jika supir taxi salah jalan, mereka akan minta maaf dan memulai argometer  dari nol lagi, bukan beralasan macam-macam.

Semoga negara kita dapat perlahan-lahan menuju ke arah pelayanan seperti itu. Sebagai pelanggan sudah seharusnya kita mendapatkan apa yang menjadi hak kita. 

Saya rasa untuk menuju kearah sana, dapat dimulai dengan pelanggan yang komplain karena merasa tidak mendapatkan hak sesuai dengan apa yang dibayar. Jadi teruslah komplain sampai pelayanan membaik dan  masing-masing pihak sadar akan hak dan kewajibannya. Komplain adalah salah satu bentuk perhatian dan harapan pelanggan akan kualitas yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun