Salah satu parameternya misalnya apakah yang bersangkutan selama ini memiliki perjuangan-perjuangan bersama rakyat, peduli dengan isu-isu kerakyatan, apakah yang bersangkutan rela sepatunya atau jasnya kotor karena mengunjungi kampung-kampung warga sebelum tahun politik tentunya.
Loyalitas pada level Nasional dapat dimakani sebagai tanggungjawab moral dalam mendukung serta memperkokoh NKRI, Kebhinekaan, UUD 45, dan Pancasila. Tidak berpihak pada kelompok-kelompok yang hendak memecah-belahkan Bangsa, Kelompok yang ingin mengganti Pancasila sebagai Dasar Negara, Kelompok Intoleran, Kelompok Anti Demokrasi.
Oleh karena itu, Jika ketemu kontestan pemilu yang pengabdian (loyalitas) kepada lingkungan, masyarakat serta Bangsa dan Negara seperti penjelasan diatas, Pilih!
5. Kreativitas Kontestan
Kata Kreativitas sangat lah penting di era revolusi industri industri 4.0 dan persaingan global (baca : neoliberalisme) sekarang ini. Kreativitas atau creativity adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan suatu daya di alam semesta yang memungkinkan hadirnya entitas aktual yang baru berdasarkan entitas aktual-entitas aktual yang lain.Â
Kreativitas adalah prinsip kebaruan. Dalam proses menjadi, kreativitas mutlak ada, jika tidak ada kreativitas, maka tidak ada proses. Kreativitas modern identik dengan gagasan milenial dan sistem digitalisasi yang biasanya muncul dari pemikiran-pemikiran bebas, yang kemudian dirumuskan menjadi sesuatu yang baru dan berdaya-saing.Â
Sederhananya, nilai kreativitas dan inovasi wajib dimiliki oleh seorang pemimpin "zaman now" agar komunitas atau masyarakat yang diwakili berdaya saing secara sektor maupun global.
Saat ini banyak pemimpin dan pemikir "zamal old" yang terbingung-bingung dengan segala asesoris "zaman now" berkaitan kreativitas. Debat presiden beberapa waktu lalu berkaitan dengan tema digitalisasi adalah contoh betapa pentingnya pemahaman akan inovasi dan kreativitas. Tidak heran ketika muncul istilah viral di nitizen seperti : "onlen-onlen, unicorn" dan sebagainya menjadi seperti istilah tabu yang baru didengarkan Masyarakat.Â
Namun demikian ada saja kandidat yang berargumen ingin tetap mempertahankan sistem lama (baca: zaman batu), tidak memahami dan juga tidak terbuka akan sesuatu hal baru, yang merupakan tuntutan generasi sekarang ini. Pemimpin yang bagus pada era revolusi industri sekarang ini adalah pemimpin yang memahami Inovasi, berpikir kreatif dan memiliki pemahaman akan perkembangan digital/teknologi informasi.
Oleh karena itu, Jika ketemu kontestan pemilu yang berpola piker kreatif, inovatif dan pemahaman akan digital leadership seperti penjelasan diatas, Pilih!
Akhir kata penulis mengingatkan bahwa tulisan ini semata-mata bertujuan untuk membuka cakrawala berpikir bersama pembaca yang budiman dalam menilai dan menguji kepribadian para Kontestan Pemilu 2019. Tentu saja banyak cara lain yang lebih taktis dan praktis selain 5 point tersebut diatas, bahkan dapat menggunakan analisis-analisis metodologis berbasis data, perbandingan dan lain sebagainya.Â