Berdasarkan dasar pemikiran dalam uraian diatas, Penulis mencoba menyumbangkan pemikiran kritis bagaimana menilai dan menentukan pilihan pada tanggal 17 April mendatang. Tulisan ini tidak berbicara secara sempit dan praktis tentang bagaimana menentukan pilihan, tetapi lebih luas memberikan gambaran indikator dalam mengukur nilai dan spirit yang tertanam dalam kepribadian para kontestan yang berkonstetasi pada Pemilu mendatang.Â
Ukuran nilai ini tidak terikat pada Pemilihan Presiden, DPR atau DPD namun berlaku untuk semua dan penulis memandang bahwa ukuran nilai dan spirit ini sangatlah penting dimiliki oleh setiap kontestan. Berikut adalah 5 indikator penilaian alternatif yang dapat dipakai dalam menuntukan pilihan dengan penjelasan dan uraiannya masing-masing:
1. Menakar Nilai Spiritualitas Kandidat
Spiritualitas berasal dari kata 'spiritus' yang artinya adalah nafas kehidupan. Spirit merupakan kekuatan yang tidak terlihat yang memberikan nafas bagi kehidupan kita, menghidupkan kita, dan memberikan kita energi. Spirit membantu kita dalam mendefinisikan kebenaran, keunikan diri sesungguhnya dalam diri kita dan menegaskan individualitas kita. Â
Menurut Oxford English Dictionary, makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atau pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembangan pemikiran dan perasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubungan dengan organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.
Sederhananya penulis menterjemahkan seseorang yang memiliki nilai Spiritualitas yang baik adalah "Seseorang yang telah selesai dengan Dirinya Sendiri". Dia memiliki ketulusan, keimanan yang kuat, tekat, moral, kedekatan emosional dengan Masyarakat (bukan hanya mendekat Pemuli), memiliki adab, rasa hormat, etika dalam berperilaku, rendah hati, keilmuan, bukan pemarah dan memiliki rasa humor. Â
Tentu Spiritualitas ini tidak bisa dimanipulasi karena tertanam secara alami dalam kepribadian Seseorang.Oleh karena itu, Jika ketemu kontestan pemilu yang memiliki Nilai-Nilai Spiritualitas seperti ini, Pilih!
2.Menilai Profesionalitas Kandidat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Profesionalitas merupakan Nomina (kata benda) yang bermakna dua poin : (1) perihal profesi; keprofesian; (2) kemampuan untuk bertindak secara profesional.Â
Penambahan sufiks --itas dalam kata profesional menekankan pada kualitas keadaan, tingkatan sehingga kata profesionalitas dapat dimaknai memiliki nilai lebih kuat satu tingkat daripada kata profesional. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa profesionalitas merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh seorang profesionalisme.
Mengutip tulisan seorang senior Saya tentang profesionalisme, Yupiter Gulo, 2 November 2018 di kompasiana.com,  paling tidak ada 6 poin yang menjadi acuan melihat seseorang apakah profesional atau bukan, yaitu :
- kemampuan dan pengetahuan yang tinggi dibidangnya,
- tunduk dan menjunjung tinggi pada kode etik
- memperlihatkan integritas yang tinggi dan bertanggungjawab penuh pada bidang profesinya,
- memperlihatkan semangat dan jiwa mengabdi kepada masyarakat yang membutuhkan profesinya,
- secara manajerial memiliki kemampuan dalam membuat rencana dan program kerja yang jelas,
- harus menjadi anggota setia dalam organisasi atau bidang profesi yang dipilihnya.