Mohon tunggu...
Risalah Amar
Risalah Amar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, pegiat pranikah

Penulis Lepas, dan Melepas Tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Raja Pesulap

23 November 2014   23:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Si Pesulap besar Negeri keluar dari kulkas!!”

Dia ingin bicara dengan kita semua!!” seru si pedagang. Ya Tuhan, keajaiban apa lagi yang ia buat? Kini ia mampu muncul secara misterius dari dalam kulkas di pasar, padahal sedang acara siaran live di televisi!

*

Suatu hari saat masa kampanye, dia datang ke koloseum terbesar negeri itu. Dia pertunjukkan hal yang tak disangka orang akan terjadi.

“Saudara sebangsa, setanah air, siang ini akan saya lakukan hal yang tak pernah dipertunjukkan pesulap manapun di dunia ini,” Katanya. Semua mata tertuju padanya. Semua pendengaran mengarah pada suara si pesulap yang makin gagah dan wibawa.

“Ada banyak pesulap yang memiliki kemampuan teleportasi, dan mereka telah memindahkan pesawat jet, tugu besar kerajaan, gajah, manusia, bahkan sebuah pesawat antar planet yang besarnya seperti sebuah pulau,” Serunya seperti Kaisar yang memberi orasi di depan tentara.

“Dan saat ini rakyat tengah menunggu keajaiban itu! Aku tidak sedang bicara hal kecil seperti memindahkan kendaraan”

“Akan kupindahkan monumen peradaban manusia yang terbesar, yang pernah dibuat di muka bumi ini!”

Semuanya terpana; semuanya menunggu keajaiban apa yang dia lakukan?

“Akan kupindahkan Tembok Cina, lengkap dengan gerbangnya!”

Seluruh manusia yang hadir di situ berteriak kesetanan, antara bingung dan kagum, tembok cina? Dan dalam waktu singkat, diperintahkannya semua orang menutup mata. Dia acungkan tangan kanan ke langit, dan berseru: “Tembok Cina!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun