Suara teriakan semakin terdengar dengan keras. Aku menutup telinga yang rasanya ingin pecah.Â
Tiba-tiba darah mulai keluar dari mata, hidung, mulut dan telinga. Aku yang sudah tidak tahan akhirnya terjatuh dengan mata menghitam.Â
Aku kembali terbangun dengan beberapa orang yang terdiam. Tatapan mata mereka terlihat kosong seperti kehilangan jiwanya.
Aku menatap sekeliling ruangan. Ini bukan ruangan malam tadi melainkan aula sekolah.Â
"Rena aku sudah bilang. Jika di dunia ini kita tidak tinggal sendirian. Ada teman makhluk tak kasat mata yang berada di dunia ini," ucap Yuni dengan menghela napas.Â
"Iya, Yun. Aku hanya tidak menyangka jika itu benar-benar ada." Aku menatap ke arah kantin bawah yang kembali dikunci. Lalu sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa tukang teror mereka malam tadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI