Suara langkah kaki diseret terdengar dengan jelas. Aku merasakan ada hawa dingin di depan wajahku.
"Zij bent de eerste."
Aku mengerjapkan mata berkali-kali. Aku melihat seorang noni Belanda dengan leher berlumuran darah.Â
Aku mengerutkan kening rasanya sedikit tidak percaya. Aku memukul kepala wanita itu dengan keras, tetapi tangannya tembus begitu saja.
"Hihihi, je sterft!"
Aku berlari menuju murid lain. Mereka sama seperti dirinya yang tidak percaya dengan apa yang dilihat.
"Mbak udah, deh. Jangan main-main lagi! Lo dibayar berapa, sih?"
Seorang cewek mulai melempar air yang tidak diketahui apa isinya. Seketika noni Belanda itu berteriak dengan mata melotot.Â
"Kak! Hati-hati matanya lepas!"
"Iyuh, lepas beneran!"
Aku menatap sekumpulan murid aneh dengan tidak percaya. Kami tidak takut dengan semua ini, tetapi itu cukup mengaggumkan bisa bercanda dikondisi sekarang.Â