Mohon tunggu...
Vivi Tirta Wijaya
Vivi Tirta Wijaya Mohon Tunggu... Hoteliers - Mahasiswa

Salah satu penerima Beasiswa 50% STP Trisakti tahun 2016, prodi D4 Perhotelan - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Valentine di Fiksiana] Memori yang Hilang

25 Februari 2017   22:14 Diperbarui: 25 Februari 2017   22:51 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tiba di kantor pukul 08.20. Setelah aku menempelkan ibu jariku di mesin absensi, aku pun segera naik ke lantai 2, tempat ruang kerjaku berada. Sesampainya di sana, aku melihat kak Putri, kak Diana, kak Rei, dan kak Dion sedang mengerumuni seseorang. Melihat kedatanganku, mereka semua langsung menoleh ke arahku. Aku jadi bisa melihat wajah yang sedari tadi tertutup oleh punggung mereka.

“Vivian?” sebuah suara memanggil namaku. Ia mulai berjalan menghampiriku.

Deg. Deg.

Entah mengapa jantungku berdebar-debar saat memandangnya berjalan ke arahku. Aku menghembuskan napas pelan, berusaha menormalkan debaran jantungku yang tak beraturan ini.

“Hai, Vi. Sudah lama nggak ketemu. Ternyata kamu kerja di sini,” katanya sambil tersenyum.

“Eh, hmm.. Apakah kita pernah kenal sebelumnya?” jawabku. Entah mengapa aku jadi gugup dihadapannya.

“Kamu nggak kenal aku?” tanyanya kaget.

“Maaf. Tapi, aku benar-benar nggak kenal kamu. Aku mengalami Retrograde Amnesia yang menyebabkanku tidak bisa mengingat masa lalu,” jawabku.

“Amnesia? Seberapa banyak memori kamu yang hilang? Kenapa kamu bisa mengalami amnesia?” tanyanya. Ada nada khawatir yang kutangkap dari suaranya.

“Aku kehilangan ingatanku karena kepalaku terbentur saat kecelakaan motor 6 bulan yang lalu, Aku hanya kehilangan ingatanku 3 tahun terakhir. Jadi, aku tidak bisa mengingat kejadian-kejadian selama 3 tahun terakhir aku berada di SMK,” jelasku.

“Oh. Pantes kamu nggak kenal aku,” raut wajahnya berubah sendu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun