Mohon tunggu...
Vivi Tirta Wijaya
Vivi Tirta Wijaya Mohon Tunggu... Hoteliers - Mahasiswa

Salah satu penerima Beasiswa 50% STP Trisakti tahun 2016, prodi D4 Perhotelan - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Valentine di Fiksiana] Memori yang Hilang

25 Februari 2017   22:14 Diperbarui: 25 Februari 2017   22:51 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sial. Bertahanlah sebentar lagi, Vi.

"Kudoakan, semoga kamu dan selingkuhanmu yang sekarang sudah berganti status menjadi pacar kamu, selalu langgeng dan berbahagia selamanya."

Tik.

Air mataku jatuh. Aku benci saat orang lain melihat air mataku. Aku harus pergi dari tempat ini. Tempat yang menyimpan banyak kenangan indah bersamanya. Tempat di mana aku menemukan cinta pertamaku sekaligus melepaskan cinta pertamaku.

"Tunggu, Vi. Tunggu.."

Aku tak menghiraukan ia yang terus-menerus memanggilku. Aku juga tak menghiraukan tatapan orang-orang disekelilingku. Aku berjalan secepat mungkin keluar dari pasar malam ini, menembus kerumunan orang, dan berlari menyeberang trotoar. Sudah terlambat, Edo. Aku tak akan jatuh ke dalam pelukanmu lagi. Itulah janjiku pada diriku sendiri.

***

Tok. Tok. Tok.

"Ayo sarapan, Vi. Sudah jam 5 lewat 10 menit ini. Nanti kamu terlambat ke sekolah loh," suara Mama membuyarkan lamunanku.

"Iya, Ma," aku beranjak dari tempat tidurku. Aku segera merapikan rambutku yang tergerai sepinggang, mengikatnya asal dengan ikat rambut berwarna pink sambil berjalan keluar.

Mama sudah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama. Mama menyiapkan nasi goreng dan telur mata sapi sebagai menu sarapan hari ini. Aku selalu menyukai makanan yang dimasak mama. Walaupun terlihat sederhana, tapi tidak begitu dengan rasanya. Mungkin karena mama selalu memasaknya dengan penuh cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun