Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Petra, Kejaiban Dunia di Yordania yang Mengingatkanku dengan Indiana Jones dan Alibaba

17 April 2020   12:02 Diperbarui: 17 April 2020   18:56 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al-Khazneh (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Ekpedisi ke Timur Tengah ini dimulai pada tahun 1809, dimulai dengan Malta dan kemudian Aleppo, Siria, di mana ia tinggal hampir selama 3 tahun di sana. Layaknya seorang penjelajah sejati, Burckhardt piawai beradaptasi dengan cara hidup penduduk setempat. 

Selain fasih berbahasa Arab, ia memakai baju muslim dan bahkan mempunyai nama Arab, Sheikh Ibrahim Ibn Abdullah. Setelah hampir 3 tahun di Aleppo, Burckhardt melanjutkan ekspedisinya ke Kairo. 

Rute perjalanannya melalui Yordania Selatan, di mana ia mendengar cerita tentang sebuah kota yang diyakini sebagai tempat beradanya makam Nabi Harun (yang merupakan saudara dari Nabi Musa). 

Ia yang sebelumnya sudah banyak belajar tentang sejarah, mengetahui tentang keberadaan kota yang hilang dan sadar bahwa kemungkinan inilah kota tersebut. 

Tentunya ia sangat tertarik, dan membuat rute perjalanannya mendekati kota yang hilang ini. Petra yang pada saat itu dijaga oleh suku Badawi, tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalamnya. 

Burckhardt tidak kehilangan akal. Ia menyamar menjadi orang Arab yang datang dari India dan bermaksud untuk memberikan kurban pada makan Nabi Harun. Ditemani oleh suku Badawi, ia pun masuk ke dalam situs tersebut. 

Penyamarannya nyaris terbongkar karena ia sibuk mengamati dan mencatat penemuan yang sangat luar biasa itu. Ia dituduh hendak mencuri harta karun yang diyakini ada di Petra. Ia pun tak bisa berlama-lama, dan segera menunaikan "tujuannya" dengan memberikan kurban di makam Nabi Harun.

Johann Ludwig Burckhardt (Sumber: www.geni.com)
Johann Ludwig Burckhardt (Sumber: www.geni.com)
Penemuan tersebut dicatat dengan sangat detail oleh Burckhardt. Walaupun ia tidak menyebutkan nama Petra, namun deskripsinya sesuai dengan struktur monument yang ada di Petra. Karena jasanya, Petra pun kembali ditemukan dan dunia bisa menyaksikan peradaban suku Nabath. 

Salah satu kehebatan mereka adalah dalam tata kelola air. Mereka membangun sistem untuk mengumpulkan air hujan dengan menggunakan jalur air, pipa dan waduk bawah tanah. 

Mereka juga membangun waduk di luar kota mereka untuk menampung air hujan dan mengalirkannya ke dalam kota dengan menggunakan pipa yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk menyedot dan memindahkan air. Kita masih bisa melihat beberapa peninggalan tersebut. 

Petra terkenal dengan sebutan "The Red Rose City", karena warna bebatuannya. Untuk masuk ke situs Petra, kami membeli tiket terlebih dulu di Visitor Center. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun